Kakek, Ego, dan Pelajaran Hidup **
Di tengah hiruk pikuk kota pasar, di sebuah surau tua yang penuh kenangan, terukir kisah tentang seorang kakek yang hidupnya penuh dengan ego dan kesombongan. Kisah ini bermula dari beberapa tahun silam, ketika kakek masih muda dan penuh semangat. Kakek adalah sosok yang mudah dikendalikan oleh orang lain. Ia seringkali membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Sifat egoisnya membuat ia sulit untuk menerima nasihat dan masukan dari orang lain. Ia selalu merasa paling benar dan paling hebat. Suatu hari, kakek terlibat dalam sebuah pertengkaran dengan tetangganya. Pertengkaran itu berujung pada sebuah kejadian yang tragis. Kakek meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Kematiannya menjadi pelajaran bagi semua orang, terutama bagi keluarganya. Kisah kakek ini mengajarkan kita bahwa ego dan kesombongan dapat membawa malapetaka. Kita harus belajar untuk rendah hati, menerima masukan dari orang lain, dan tidak mudah membanggakan diri. Kita juga harus belajar untuk tidak menjadi orang yang egois dan mementingkan diri sendiri. Amanat: Kisah kakek ini mengingatkan kita bahwa: * Jangan mudah direndahkan oleh orang lain: Kita harus memiliki harga diri dan tidak mudah terpengaruh oleh omongan orang lain. * Jangan membanggakan diri: Kesombongan hanya akan membuat kita terjatuh. * Jangan menjadi orang yang egois: Egois hanya akan membuat kita kehilangan banyak hal, termasuk persahabatan dan kasih sayang. Penutup:** Kisah kakek ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus belajar dari kesalahan orang lain dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk hidup lebih baik dan lebih bermakna.