Takdir di Tangan Kita: Melihat Kemiskinan sebagai Motivasi untuk Berjuang **
** Pernahkah Anda melihat perbedaan mencolok antara bangunan mewah dan rumah kumuh di pinggir jalan? Atau mungkin Anda pernah bertemu dengan seorang pengemis di tengah keramaian kota? Gambar-gambar tersebut mungkin memicu berbagai perasaan, mulai dari rasa iba hingga kekecewaan. Namun, di balik kesedihan yang tampak, tersimpan sebuah pelajaran berharga tentang takdir dan semangat bekerja. Banyak orang percaya bahwa takdir telah ditentukan, bahwa nasib baik atau buruk sudah tertulis di langit. Mereka mungkin melihat kemiskinan sebagai takdir yang tak terelakkan, sebuah kutukan yang tak dapat diubah. Namun, pandangan ini justru menghambat semangat untuk berjuang. Jika kita melihat kemiskinan sebagai sebuah tantangan, bukan kutukan, maka kita akan terdorong untuk mencari solusi. Kita akan termotivasi untuk bekerja keras, belajar, dan mengembangkan diri. Kita akan melihat peluang di tengah kesulitan, dan berusaha untuk mengubah takdir kita sendiri. Memang, takdir mungkin telah menentukan titik awal kita, namun bukan titik akhir kita. Kita memiliki kekuatan untuk menentukan jalan hidup kita sendiri. Kita dapat memilih untuk menyerah pada kemiskinan, atau kita dapat memilih untuk bangkit dan berjuang. Kisah sukses banyak orang membuktikan bahwa takdir bukanlah sesuatu yang tak terubah. Mereka yang berasal dari keluarga miskin, yang pernah merasakan pahitnya kemiskinan, mampu mengubah nasib mereka dengan kerja keras dan tekad yang kuat. Mereka membuktikan bahwa takdir di tangan kita sendiri, dan kita memiliki kekuatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Melihat kemiskinan sebagai motivasi untuk bekerja keras, bukan sebagai kutukan yang tak terelakkan, akan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah. Semangat untuk berjuang, untuk mengubah takdir, akan membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik.