Putri Ria, Sang Pemanah Berani **
** Putri Ria, adik Ratu Shani dari Kerajaan Cahaya, berdiri tegak di medan perang. Wajahnya bertekad, matanya tajam menatap pasukan Ratu Chika dari Kerajaan Bawah Tanah. Tangannya menggenggam erat busur warisan ibunya, siap meluncurkan anak panah maut. Perang ini dimulai setelah Ratu Shani, sahabat Putri Ria, pingsan di taman. Terungkap bahwa Ratu Chika adalah dalang di balik kejadian itu. Putri Ria, didampingi Pangeran Rafel, Ratu Gracia, dan Panglima Aris, memimpin pasukan Kerajaan Cahaya untuk menghadapi Ratu Chika. Perjalanan panjang menuju Kerajaan Bawah Tanah tak menyurutkan semangat Putri Ria. Ia beristirahat sejenak, namun pikirannya tetap tertuju pada pertempuran esok. Pagi tiba, dan pertempuran pun dimulai. Putri Ria dengan cekatan melepaskan anak panah, menghancurkan formasi pasukan Ratu Chika. Hanya dua formasi yang tersisa, siap menyerang Ratu Chika. Namun, Ratu Chika tak tinggal diam. Panahnya melesat, mengenai lengan Putri Ria. Luka itu terasa perih, namun Putri Ria tak menyerah. Ia terus menarik busurnya, tekadnya bulat untuk mengalahkan pasukan Ratu Chika. Ratu Gracia, sahabat Ratu Shani, melihat luka Putri Ria. Ia segera menghampiri, khawatir melihat tangan Putri Ria yang terluka. Putri Ria, dengan tekad yang tak tergoyahkan, terus berjuang. Ia adalah pemanah berani, siap berkorban demi melindungi Kerajaan Cahaya dan sahabatnya, Ratu Shani.