Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Aset Lancar dalam Akuntansi Pemerintah Daerah
Pada akuntansi pemerintah daerah, aset lancar terdiri dari kas dan setara kas, piutang, investasi, dan dana cadangan. Setiap jenis aset ini memiliki pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan aset lancar dalam akuntansi pemerintah daerah. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas dalam pemerintah daerah mencakup kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Umum Daerah (BUD), serta kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab selain BUD, seperti Bendahara Pengeluaran. Kas dan setara kas yang dikuasai dan di bawah tanggung jawab BUD terdiri dari saldo rekening kas daerah dan setara kas. Saldo rekening kas daerah adalah saldo rekening bank yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung penerimaan dan pengeluaran. Setara kas meliputi Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi dan deposito dengan jangka waktu kurang dari tiga bulan yang dikelola oleh BUD. Kas dicatat dengan nilai nominal, yaitu nilai rupiahnya. Jika terdapat kas dalam bentuk valuta asing, nilai tersebut dikonversikan menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Saldo kas dan setara kas harus disajikan dalam Neraca dan Laporan Arus Kas. Mutasi antar akun kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan aktivitas operasional, investasi, atau pendanaan pada Laporan Arus Kas. Pengungkapan kas dan setara kas dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) minimal harus mencakup rincian kas dan setara kas, kebijakan manajemen setara kas, dan informasi lain yang dianggap penting. Dengan memahami pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan aset lancar dalam akuntansi pemerintah daerah, entitas pemerintah dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih efektif dan transparan.