Es Krim dan Kemarahan Ria **
Matahari sore menerobos jendela kaca teater JKT48, menerangi wajah Ria yang cemberut. Ia menatap Shani, sang kakak sekaligus kapten, dengan tatapan penuh protes. "Kak, aku mau makan es krim!" pinta Ria, suaranya sedikit bergetar. Shani menghela napas, "Ria, kamu kan sudah makan es krim di rumah tadi siang. Nanti kamu sakit perut lagi." Ria mengerucutkan bibirnya. "Tapi aku masih pengen! Ini kan es krim rasa baru!" Shani menggeleng, "Tidak boleh, Ria. Kita harus menjaga kesehatan. Lagipula, nanti malam kita ada latihan, kamu harus fokus." Ria semakin kesal. Ia merasa tidak adil. Kenapa Shani selalu melarangnya makan es krim? Padahal, Ria sangat ingin mencicipi rasa baru yang ditawarkan di kantin teater. "Kak, aku ngambek sama kamu!" teriak Ria, lalu berlari ke sudut ruangan, membenamkan wajahnya di antara tumpukan buku. Shani menghampiri Ria, "Ria, maaf ya. Kakak cuma ingin kamu sehat. Nanti kalau kamu sudah latihan, kakak belikan es krim rasa baru untukmu, ya?" Ria mengangkat wajahnya, matanya berkaca-kaca. "Janji?" Shani tersenyum, "Janji. Sekarang, ayo kita latihan!" Ria mengangguk, senyumnya kembali merekah. Ia tahu, Shani selalu mencintainya dan ingin yang terbaik untuknya. Meskipun terkadang, aturan yang dibuat Shani membuatnya kesal. Pesan:** Kisah Ria dan Shani mengajarkan kita bahwa kasih sayang dan perhatian terkadang bisa disalahartikan sebagai larangan. Namun, di balik setiap aturan, selalu ada alasan yang baik. Penting untuk memahami dan menghargai niat baik orang yang kita sayangi, meskipun terkadang kita merasa tidak adil.