Pentingnya Persatuan dalam Kekayaan Kebagusa
Syeikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sq'di dalam kitab tafsir Assa'di jilid 6 halaman 665 menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia berasal dari satu asal usul, yaitu Nabi Adam dan Ibu Hawa. Allah SWT menciptakan kita semua dengan maksud dan tujuan tertentu, yaitu agar kita saling mengenal dan merajut persaudaraan. Demikian pula, yang diterangkan oleh Imam Al-Qhurtubi dalam tafsirnya Qhurtubi jilid II halaman 25, bahwa Allah menciptakan manusia berbeda-beda, namun kita semua memiliki martabat yang sama di mata Allah SWT. Kemudian, jika kita kaji lebih dalam lagi, berdasarkan ilmu balaghah ayat terdebut tersebut termasuk Kalam Khabar yang mengandung misi informasi yang ditegaskan oleh Imam Ali Asshobuni dalam sofwatut tafasirnya yang berbunyi: "Agar kamu saling mengenal, yakni menjalin komunikasi yang harmonis dan menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada batas." Saudaraku, kita harus bersyukur bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang mampu menjaga tali persaudaraan dan mampu menjaga sikap toleran dalam kehidupan. Namun, hadirin, kita tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang menjadikan perbedaan dan keragaman sebagai bahan perpecahan, baik itu perbedaan suku, bangsa, budaya, maupun agama. Sehingga, muncul sikap saling bentrok, saling keroyok, saling tonjok, bahkan saling bacok. Oleh karena itu, saudara-saudaraku, kami menghimbau untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan. Mari bersama-sama kita junjung semangat tinggi Bhineka Tunggal Ika, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, bersatu kita teguh, bercerai kita rubuh. Kita dituntut untuk bersatu dalam keberagaman, bukan untuk melecehkan, menghina, membanggakan suku bangsa, apalagi berpecah belah. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an surah Ali-Imran Ayat 103: "Hai orang-orang yang beriman, bersatulah kamu dan janganlah kamu berpecah belah, dan bersatulah kamu dalam kesatuan dan kesatuan, dan bersatulah kamu dalam kebaikan dan kebaikan, agar kamu mendapatkan keberkahan."