Menelisik Definisi Perjanjian dalam KUHPerdata: Sebuah Tinjauan Kritis **
Pendahuluan: Artikel ini membahas definisi perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata, yang dianggap tidak lengkap dan terlalu luas oleh para ahli hukum. Bagian: ① Kelemahan Definisi Pasal 1313 KUHPerdata: Definisi tersebut hanya mencakup perjanjian sepihak dan terlalu luas karena mencakup perbuatan di luar lingkup perjanjian, seperti janji kawin dan perbuatan melawan hukum. ② Perbaikan Definisi Perjanjian: Artikel ini mengusulkan perbaikan definisi dengan menambahkan unsur "saling mengikatkan dirinya" dan menekankan bahwa "perbuatan" harus diartikan sebagai perbuatan hukum yang bertujuan menimbulkan akibat hukum. ③ Ketidakseragaman Definisi Perjanjian dalam Literatur: Artikel ini mencatat bahwa para ahli hukum memiliki definisi perjanjian yang beragam, menunjukkan kurangnya keseragaman dalam memahami konsep ini. Kesimpulan:** Artikel ini menyoroti pentingnya definisi perjanjian yang tepat dan lengkap dalam KUHPerdata. Perbaikan definisi yang diusulkan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih akurat dan konsisten mengenai konsep perjanjian dalam hukum perdata Indonesia.