Konsep Pendidikan pada Masa Era Pergerakan Nasional: Analisis Pemikiran Ki Hajar Dewantar
Pada masa pergerakan nasional, pendidikan memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian suatu bangsa. Salah satu tokoh pendidikan yang berperan besar dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan SDM bagi generasi bangsa Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Melalui pendirian Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara berhasil menciptakan sekolah mandiri yang memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Dalam pemikirannya, Ki Hajar Dewantara mengembangkan konsep pendidikan yang dikenal sebagai sistem among. Konsep ini melibatkan partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Dengan melibatkan semua pihak, Ki Hajar Dewantara berharap dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, Ki Hajar Dewantara merumuskan trilogi pendidikan yang terdiri dari Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tutwuri Handayani. Ing Ngarsa Sung Tuladha mengacu pada kebijakan pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai kehidupan, sedangkan Ing Madya Mangun Karsa menekankan pentingnya pengembangan potensi diri melalui pendidikan. Tutwuri Handayani, di sisi lain, menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter yang kuat dan berintegritas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk studi pustaka untuk menganalisis lebih dalam konsep pendidikan pada masa era Pergerakan Nasional yang dipikirkan oleh Ki Hajar Dewantara. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat lebih memahami kontribusi Ki Hajar Dewantara dalam perkembangan pendidikan di Indonesia dan relevansinya dengan konteks pendidikan saat ini. Dalam kesimpulan, pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan pada masa era Pergerakan Nasional memiliki nilai yang sangat relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks pendidikan saat ini. Konsep pendidikan yang melibatkan semua pihak dan berfokus pada pengembangan nilai-nilai kehidupan dan potensi diri dapat menjadi landasan yang kuat dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.