Ayahku yang Penuh Pengorbanan
Pendahuluan: Pagi-pagi sekali, aku dan Arai menunggu ayahku dengan harapan tipis. Ayahku enggan berangkat pagi buta hanya untuk mengambil raporku. Namun, tiba-tiba mataku silau saat melihatnya. Bagian: ① Kekecewaan dan Gelisah: Aku gelisah dan kecewa saat ayahku tak kunjung tiba. Arai pun menatapku dengan benci. Hatiku hampa. ② Penampilan Ayahku: Tiba-tiba, mataku terpana melihat penampilan ayahku yang lelah. Dia mengayuh sepedanya dengan susah payah, tetapi tetap terlihat gagah dengan baju safari dan kumisnya yang rapi. ③ Pengorbanan Ayahku: Ayahku tetap cuti dua hari dan melakukan prosedur yang sama setiap kali mengambil raporku. Dia melakukan ini dengan suasana hati yang sama, meskipun harus mengayuh sepeda tiga puluh kilometer. Kesimpulan: Ayahku adalah sosok yang penuh pengorbanan. Meskipun enggan, dia tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya.