Perkembangan Seni Ukir di Indonesia pada Masa Perkembangan Islam
Pada masa perkembangan Islam di Indonesia, seni ukir mengalami kemunduran yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap seni ukir, terutama dalam hal mengukir wujud manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satu pendapat yang menyebabkan kemunduran seni ukir adalah adanya pandangan bahwa wujud manusia dan makhluk hidup lainnya tidak boleh diukir. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan agama yang melarang penggambaran wujud manusia dan makhluk hidup dalam bentuk seni. Sebagai hasilnya, seniman ukir terbatas dalam menciptakan karya seni yang menggambarkan manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun, ada juga pendapat yang memperbolehkan mengukir hewan dan manusia dengan syarat tertentu. Pandangan ini mengakui bahwa seni ukir dapat menggambarkan wujud manusia dan makhluk hidup lainnya, namun dengan batasan tertentu. Misalnya, penggambaran manusia dan hewan harus dilakukan dengan cara yang tidak menyerupai bentuk aslinya atau dengan cara yang tidak menggambarkan detail yang terlalu jelas. Selain itu, ada juga doktrin yang menyatakan bahwa melukis manusia sama dengan melukis binatang. Pandangan ini menganggap bahwa mengukir manusia dan hewan memiliki makna yang sama, yaitu menciptakan gambaran dari ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, seni ukir yang menggambarkan manusia dan hewan dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap Tuhan. Terakhir, ada kepercayaan bahwa mengukir manusia dan hewan sama dengan mengukir Tuhan. Pandangan ini menganggap bahwa mengukir manusia dan hewan adalah tindakan yang tidak pantas dilakukan, karena dianggap sebagai bentuk penyembahan terhadap ciptaan Tuhan. Sebagai hasilnya, seni ukir yang menggambarkan manusia dan hewan dianggap sebagai tindakan yang melanggar prinsip-prinsip agama. Dalam kesimpulannya, pada masa perkembangan Islam di Indonesia, seni ukir mengalami kemunduran karena pandangan masyarakat terhadap penggambaran manusia dan makhluk hidup dalam seni. Meskipun ada beberapa pendapat yang memperbolehkan penggambaran manusia dan hewan dalam seni ukir, pandangan yang melarang atau membatasi penggambaran tersebut lebih dominan. Hal ini menyebabkan seniman ukir terbatas dalam menciptakan karya seni yang menggambarkan manusia dan makhluk hidup lainnya.