Kelemahan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengumpulan Data dengan Menggunakan Observasi dan Wawancar
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Pertama, terdapat kemungkinan mencatat hal-hal penting seperti pertumbuhan dan perilaku saat kejadian tersebut terjadi. Kedua, objek penelitian seringkali lebih suka memberikan informasi melalui wawancara daripada melalui observasi. Ketiga, ada situasi di mana subjek tidak dapat atau tidak mau berkomunikasi secara verbal, sehingga data harus diperoleh dengan cara lain. Keempat, pencatatan serempak terhadap berbagai gejala juga bisa menjadi tantangan. Terakhir, pengumpulan data dengan menggunakan observasi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh data yang akurat. Selain itu, data yang diperoleh melalui observasi harus bersifat objektif. Artinya, data tersebut tidak boleh mengandung kesalahan, harus sesuai dengan apa adanya, dan tidak diatur-atur. Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk merumuskan hipotesis yang dapat diandalkan, oleh karena itu, objektivitas data sangat penting. Selanjutnya, faktor-faktor yang memengaruhi hasil wawancara juga harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut meliputi teknik prosedur, perencanaan, sikap pewawancara, responden, dominan wawancara, dan situasi. Selain itu, biaya penelitian, waktu penelitian, dan situasi penelitian juga dapat memengaruhi hasil wawancara. Semua faktor ini harus diperhatikan dengan baik agar hasil wawancara dapat menjadi representatif dan dapat diandalkan. Dalam penelitian, terdapat berbagai jenis penelitian yang dapat dilakukan. Jika penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah yang lebih luas, tetapi hanya dilakukan pada satu objek, maka penelitian tersebut disebut penelitian ilmiah. Namun, jika penelitian dilakukan dengan tujuan yang lebih praktis dan terapan, maka penelitian tersebut disebut penelitian terapan. Selain itu, terdapat juga penelitian murni, penelitian strategis, dan penelitian parametrik, yang masing-masing memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda. Terakhir, dalam melakukan wawancara, sikap netral sangat penting. Pewawancara harus menjaga sikap netral agar tidak mempengaruhi jawaban informan. Pewawancara juga harus menunjukkan sikap yang tidak menyalahkan isi pembicaraan dan tidak selalu menunjukkan tanda setuju. Sikap netral ini akan membantu dalam mendapatkan jawaban yang jujur dan objektif dari responden. Dengan memahami kelemahan pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara, serta faktor-faktor yang memengaruhi hasil wawancara, peneliti dapat melakukan penelitian yang lebih akurat dan dapat diandalkan.