Refleksi Diri dalam Konteks Yohanes 11:45-56: Menggali Makna Kematian dan Kekekalan 2.
Dalam Yohanes 11:45-56, kita diberikan gambaran yang mendalam tentang kematian Yesus Kristus dan kekekalan-Nya melalui kebangkitan-Nya. Bagian ini akan menggali refleksi diri kita sebagai umat Katolik dalam menghadapi kematian dan merenungkan makna yang lebih dalam di baliknya. Yohanes 11:45-56 menceritakan tentang kematian Yesus di salib yang menyebabkan banyak orang merasa sedih dan terkejut. Namun, melalui peristiwa ini, kita dapat melihat bahwa kematian bukanlah akhir segalanya, tetapi awal dari kehidupan yang kekal. Yesus Kristus adalah sumber hidup baru bagi umat-Nya. Sebagai umat Katolik, kita diajar untuk merenungkan kematian Yesus sebagai pengorbanan yang besar untuk menebus dosa-dosa kita. Kita diajarkan untuk tidak takut akan kematian, karena melalui-Nya kita memiliki harapan akan kehidupan yang kekal. Kematian bukanlah akhir segalanya, tetapi awal dari hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Dalam menghadapi kematian, kita juga diajarkan untuk merenungkan makna kehidupan yang lebih dalam. Kehidupan bukan hanya tentang eksistensi fisik semata, tetapi juga tentang hubungan dengan Allah dan orang-orang di sekitar kita. Kehidupan adalah anugerah dari Allah yang harus kita syukuri dan hidupi dengan penuh kasih. Melalui refleksi diri dalam konteks Yohanes 11:45-56, kita dapat menggali makna yang lebih dalam tentang kematian dan kekekalan. Kita dapat belajar untuk tidak takut akan kematian, karena melalui-Nya kita memiliki harapan akan kehidupan yang kekal. Kita juga dapat belajar untuk merenungkan mak