Pentingnya Ketahanan Pangan di Indonesi
Ketahanan pangan adalah isu penting di Indonesia, dan membangunnya dengan basis sumber daya lokal adalah kunci untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Sejak tahun 1980-an, Indonesia telah mengakui pentingnya ketahanan pangan lokal, bahkan ketika negara tersebut bergantung terutama pada beberapa komoditas utama, termasuk beras sebagai sumber karbohidrat utama. Ketergantungan pada beras sebagai sumber utama energi telah berlanjut hingga saat ini, meskipun ada bukti akademis yang menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber pangan lain yang dapat menggantikan beras. Salah satu sumber pangan tersebut adalah sagu, yang memiliki potensi yang luar biasa di Indonesia. Negara ini memiliki hutan sagu terluas di dunia, dengan sebagian besar tanaman sagu tumbuh di Papua dan Papua Barat. Meskipun sagu memiliki potensi pangan yang besar, produksi sagu masih relatif rendah, dengan luas hutan sagu berkisar antara 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar. Dalam teks argumentasi ini, pentingnya ketahanan pangan lokal di Indonesia sangat jelas. Dengan membangun ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas utama seperti beras. Selain itu, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan sumber pangan lain seperti sagu, yang dapat menggantikan beras sebagai sumber utama energi. Dalam teks argumentasi ini, ada beberapa kalimat yang menggunakan bahasa baku, termasuk "Ketahanan pangan adalah isu penting di Indonesia" dan "Dengan membangun ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas utama seperti beras." Ada juga beberapa kalimat yang menggunakan kata kerja, termasuk "memiliki potensi yang luar biasa" dan "menghasilkan sumber pangan lain seperti sagu." Ada juga beberapa kalimat yang menggunakan kata ganti orang, termasuk "Indonesia" dan "sagu." Selain itu, ada beberapa kalimat yang menggunakan konjungsi, termasuk "Dengan membangun ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas utama seperti beras." Dan ada juga beberapa kalimat yang menggunakan kata ganti orang, termasuk "Indonesia" dan "sagu."