Hubungan Kasih dan Perbuatan Baik: Kajian 1 Yohanes 3:16
Kasih dan perbuatan baik adalah dua sisi mata uang yang sama. Keduanya saling terkait dan tak terpisahkan, layaknya benang merah yang merajut jalinan indah dalam kehidupan manusia. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Asia Kecil, Yohanes dengan tegas menyatakan, "Demikianlah kita ketahui kasih itu, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; maka kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." (1 Yohanes 3:16). Ayat ini menjadi fondasi penting untuk memahami hubungan erat antara kasih dan perbuatan baik, khususnya dalam konteks kehidupan orang percaya.
Manifestasi Kasih yang Nyata
Ayat ini dengan gamblang menunjukkan bahwa kasih bukanlah sekadar konsep abstrak atau ungkapan sentimental belaka. Kasih menuntut tindakan nyata, sebuah perwujudan konkret yang tercermin dalam perbuatan baik. Yohanes dengan lugas menyatakan bahwa kasih sejati terinspirasi dari teladan Kristus, yang rela mengorbankan nyawa-Nya demi menebus dosa manusia. Pengorbanan Kristus menjadi tolak ukur tertinggi tentang bagaimana kasih seharusnya dipraktikkan.
Panggilan untuk Saling Mengasihi
Lebih lanjut, Yohanes menekankan bahwa kasih Kristus seharusnya mendorong orang percaya untuk saling mengasihi. Kata "wajib" dalam ayat ini mengindikasikan bahwa saling mengasihi bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi setiap pengikut Kristus. Kasih kepada sesama bukanlah sebuah opsi, melainkan sebuah kewajiban yang muncul dari kasih karunia yang telah diterima dalam Kristus.
Wujud Kasih dalam Keseharian
Pertanyaannya kemudian, bagaimana kasih kepada sesama itu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya sangat luas dan beragam. Kasih dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap sesama, seperti menolong mereka yang membutuhkan, memberikan penghiburan bagi yang berduka, atau sekadar menjadi pendengar yang baik bagi mereka yang sedang dirundung masalah.
Meneladani Kasih Kristus
Penting untuk diingat bahwa kasih yang sejati tidak bergantung pada siapa yang pantas atau tidak pantas menerimanya. Kasih sejati tidak membeda-bedakan, melainkan menjangkau semua orang tanpa terkecuali. Sama seperti Kristus yang telah lebih dahulu mengasihi, orang percaya dipanggil untuk mengasihi tanpa syarat dan tanpa pamrih.
Kasih dan perbuatan baik adalah dua sisi mata uang yang sama, saling melengkapi dan tak terpisahkan. Kasih yang sejati, yang terinspirasi dari teladan Kristus, akan senantiasa mendorong orang percaya untuk melakukan perbuatan baik bagi sesama. Dalam setiap tindakan kasih yang diberikan, terpancarlah kemuliaan Kristus yang telah lebih dahulu mengasihi.