Dalil Nadli Iman Kepada Nabi dan Rasul dalam Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang menunjukkan pentingnya memiliki iman yang lurus dan tulus kepada Nabi dan Rasul. Ayat-ayat ini memberikan dalil yang kuat tentang keharusan mengakui dan menghormati posisi mereka sebagai utusan Allah. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dua ayat yang relevan dengan topik ini, yaitu Surah An-Nisa ayat 136 dan 165, serta Surah An-Nahl ayat 36. Surah An-Nisa ayat 136 menyatakan, "Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kepada Kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya dia telah sesat sejauh-jauhnya." Ayat ini menekankan pentingnya iman kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai bagian dari iman yang utuh. Dalam konteks ini, Rasul-Nya merujuk kepada Nabi Muhammad SAW, yang diutus oleh Allah untuk membawa wahyu-Nya kepada umat manusia. Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa tidak ada iman yang benar tanpa mengakui dan menghormati posisi Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. Surah An-Nisa ayat 165 juga memberikan dalil yang kuat tentang pentingnya iman kepada Nabi dan Rasul. Ayat ini berbunyi, "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari golongan kamu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keridhaan)mu, lagi sangat penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin." Ayat ini menggambarkan sifat dan peran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang sangat peduli dan penyayang terhadap umatnya. Ia mengalami penderitaan dan kesulitan dalam menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia, namun tetap berjuang dengan penuh kasih sayang untuk membimbing mereka ke jalan yang benar. Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya menghormati dan mengikuti petunjuk Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang diutus oleh Allah. Selain itu, Surah An-Nahl ayat 36 juga memberikan dalil yang relevan dengan topik ini. Ayat ini menyatakan, "Sesungguhnya Kami telah mengutus di setiap umat seorang Rasul (yang menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (setan).' Maka di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan di antara mereka ada pula yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi ini dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul)." Ayat ini menegaskan bahwa Allah mengutus Rasul kepada setiap umat manusia untuk menyampaikan pesan tauhid dan mengajak mereka untuk menyembah Allah semata. Ayat ini menunjukkan bahwa mengakui dan mengikuti Rasul adalah bagian integral dari iman yang benar. Rasul-rasul ini adalah utusan Allah yang membawa petunjuk dan pedoman bagi umat manusia, dan mereka harus dihormati dan diikuti. Dalam kesimpulan, Al-Qur'an memberikan dalil yang kuat tentang pentingnya memiliki iman yang lurus dan tulus kepada Nabi dan Rasul. Surah An-Nisa ayat 136 dan 165, serta Surah An-Nahl ayat 36, adalah beberapa ayat yang menunjukkan pentingnya mengakui dan menghormati posisi Nabi dan Rasul sebagai utusan Allah. Dalam konteks iman yang utuh, iman kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus menghormati dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Nabi