Jejak Kaki di Pasir Waktu **
** Matahari terik menyinari hamparan pasir putih yang membentang luas. Angin sepoi-sepoi membawa aroma laut yang asin, bercampur dengan bau tanah kering. Aku berjalan di tepi pantai, jejak kakiku terukir di pasir lembut, seakan menorehkan cerita perjalanan waktu. Di sini, di tempat yang terasa jauh dari hiruk pikuk kota, aku merasakan ketenangan yang tak ternilai. Alam menyapa dengan bisikan lembut, mengingatkan akan keindahan dan kekuatannya. Pohon kelapa menjulang tinggi, menaungi pasir yang terhampar luas. Burung camar terbang bebas di langit biru, menukik tajam untuk mencari makan di laut. Namun, di balik keindahan ini, terbersit sebuah pertanyaan: bagaimana nasib alam ini di masa depan? Jejak kaki manusia, yang dulu hanya meninggalkan bekas di pasir, kini mulai meninggalkan luka di bumi. Polusi, deforestasi, dan pemanasan global mengancam keseimbangan alam yang rapuh. Aku teringat akan pelajaran di sekolah tentang pentingnya menjaga lingkungan. Menanam pohon, mengurangi penggunaan plastik, dan menghemat energi adalah beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk melindungi bumi. Di sini, di tepi pantai, aku merasakan tanggung jawab yang besar. Jejak kaki yang kutinggalkan bukan hanya jejak perjalanan, tetapi juga jejak masa depan. Aku ingin meninggalkan jejak yang baik, jejak yang menunjukkan kepedulian terhadap bumi. Saat matahari mulai terbenam, langit berubah warna menjadi jingga kemerahan. Cahaya keemasan menyelimuti pantai, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Aku menatap langit, merenungkan masa depan bumi. Semoga jejak kaki kita di pasir waktu, bukan hanya meninggalkan bekas, tetapi juga meninggalkan warisan yang baik untuk generasi mendatang.