Kearifan Lokal: Nilai-Nilai Tradisional dan Keseimbangan Alam
Kearifan lokal adalah konsep yang memiliki banyak pandangan dan interpretasi. Secara konseptual, kearifan lokal dapat dianggap sebagai kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional (Swarsi, 2014). Ini berarti bahwa kearifan lokal adalah nilai-nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat, dan telah bertahan dalam waktu yang lama. Selain itu, kearifan lokal juga dapat dipahami sebagai pengetahuan yang berdasarkan pengalaman masyarakat turun temurun antargenerasi. Pengetahuan ini menjadi aturan bagi kegiatan sehari-hari masyarakat dalam berinteraksi dengan keluarga, tetangga, masyarakat lain, dan lingkungan sekitar (Phongphit & Nantasuwan, dalam Affandy & Wulandari, 2012). Namun, ada juga pandangan lain mengenai kearifan lokal. I Ketut Gobyah berpendapat bahwa kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam suatu wilayah (Gobyah, dalam Manane, 2014). Dalam kesimpulannya, kearifan lokal adalah konsep yang mencakup nilai-nilai tradisional dan keseimbangan alam. Nilai-nilai ini dianggap penting dan dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan telah menjadi bagian dari kehidupan mereka selama bertahun-tahun. Kearifan lokal juga mencerminkan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman turun temurun, yang menjadi pedoman dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, kearifan lokal memiliki peran yang penting dalam menjaga keberlanjutan budaya dan lingkungan di suatu daerah.