Kerentanan Wilayah Hutan Adat Terhadap Konflik Lahan dan Dampaknya terhadap Masyarakat Adat
Masyarakat adat merupakan penjaga terbaik sumber daya alam dan hutan adatnya. Namun, ruang hidup mereka makin terancam. Ruang hidup masyarakat adat semakin terpinggirkan menghadapi konflik lahan yang tidak berkesudahan. Situasi tersebut sebagai dampak dari lemahnya perlindungan dan pengakuan terhadap komunitas masyarakat ini beserta wilayah hutan adatnya. Hal ini menunjukkan lambatnya pengakuan masyarakat hukum adat beserta wilayahnya. Badan Registrasi Wilayah Adat mencatat, hingga Agustus 2024, luas wilayah perlindungan hak Hukum Masyarakat Adat mencapai 1 juta hektar. Namun, luas hutan adat yang teregistrasi mencapai 23,2 juta hektar. Dari luasan itu, penetapan hutan adat dari pemerintah baru sebesar 265.250 hektar. Hampir 70 persen wilayah adat yang sudah dipetakan memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan ekosistem osensial. Jumlah ini jauh dari target pemerintah memberikan 1,5 juta hektar perhutanan sosial, termasuk hutan adat, kepada masyarakat. Banyak lahan adat diserobot demi investasi. Satu dekade terakhir, 11 juta hektar wilayah adat yang dirampas sejumlah pihak. Kondisi ini berpotensi besar menimbulkan konflik berupa tumpang tindih wilayah adat yang belum diakui ini. Salah satu titik sengketa berupa konflik tenurial, yaitu hak lahan antara masyarakat adat dan sejumlah pihak lain. Konflik ini berupa pertentangan klaim penggunaan area hutan dan sumber daya alam lainnya. Warga adat pun menggugat atas penguasaan lahan milik adat guna kepentingan investasi, pembangunan infrastruktur, dan obyek strategis negara. Dampak dari kondisi ini adalah kerentanan wilayah hutan adat terhadap konflik lahan dan dampaknya terhadap masyarakat adat. Dalam konteks ilmu politik, tulisan ini termasuk dalam pembahasan tentang kerentanan wilayah hutan adat terhadap konflik lahan dan dampaknya terhadap masyarakat adat. Tulisan ini membahas tentang bagaimana wilayah hutan adat menjadi target konflik lahan dan dampaknya terhadap masyarakat adat. Selain itu, tulisan ini juga membahas tentang pentingnya perlindungan dan pengakuan terhadap komunitas masyarakat adat beserta wilayahnya. Dengan demikian, tulisan ini memberikan pemahaman tentang pentingnya perlindungan dan pengakuan terhadap masyarakat adat dan wilayahnya dalam konteks ilmu politik.