Sosialisasi Positif dalam Membangun Kepercayaan Diri Sisw
Sosialisasi adalah proses penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku seseorang. Dalam sebuah illustrasi yang diberikan, kita melihat bagaimana Bu Wina, seorang wali kelas, melakukan sosialisasi dengan seorang siswa bernama Girl. Girl telah terbukti mencontek selama pekan ujian karena merasa tidak percaya diri dan takut mendapatkan nilai yang buruk. Alasan di balik rasa tidak percaya diri Girl adalah perlakuan orang tuanya yang selalu memarahi dan menghukumnya ketika nilai Girl tidak sesuai dengan harapan mereka. Dalam menghadapi situasi ini, Bu Wina mengambil langkah yang tepat dengan melakukan sosialisasi yang positif dengan Girl. Pertama, Bu Wina mengarahkan Girl untuk secara rutin berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling. Hal ini penting untuk membantu Girl mengatasi rasa tidak percaya diri dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan. Dengan berkonsultasi, Girl dapat belajar bagaimana menghadapi tekanan dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Selain itu, Bu Wina juga memberikan pengertian kepada Girl bahwa setiap kali Girl merasa kesulitan dengan pelajaran, Girl dapat berkonsultasi dengan dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa Bu Wina peduli dengan perkembangan akademik Girl dan siap membantu dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan memberikan dukungan dan pengertian, Bu Wina membantu membangun kepercayaan diri Girl. Dalam konteks sosialisasi yang dilakukan oleh orang tua Girl, dapat dikatakan bahwa pola sosialisasi yang terjadi adalah pola represif. Pola represif ditandai dengan adanya tekanan dan hukuman yang diberikan kepada anak jika tidak memenuhi harapan orang tua. Dalam kasus ini, orang tua Girl selalu memarahi dan menghukumnya ketika nilai Girl tidak sesuai dengan harapan mereka. Pola sosialisasi ini cenderung menghasilkan rasa takut dan tidak percaya diri pada anak. Sebaliknya, sosialisasi yang dilakukan oleh Bu Wina adalah pola partisipatoris. Pola partisipatoris ditandai dengan adanya dukungan, pengertian, dan partisipasi aktif dalam perkembangan anak. Bu Wina memberikan dukungan emosional dan memberikan kesempatan bagi Girl untuk berkonsultasi dan berbicara tentang kesulitan yang dihadapi. Pola sosialisasi ini bertujuan untuk membangun kepercayaan diri dan memberikan Girl rasa aman dan nyaman dalam belajar. Dalam kesimpulan, sosialisasi yang dilakukan oleh Bu Wina dengan Girl adalah sosialisasi yang positif dan membantu dalam membangun kepercayaan diri siswa. Dengan memberikan dukungan, pengertian, dan kesempatan untuk berkonsultasi, Bu Wina membantu Girl mengatasi rasa tidak percaya diri dan mengembangkan potensi akademiknya. Pola sosialisasi yang dilakukan oleh orang tua Girl, di sisi lain, cenderung menghasilkan rasa takut dan tidak percaya diri pada anak. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk melakukan sosialisasi yang positif guna membantu anak mengembangkan kepercayaan diri dan potensi mereka.