Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Kelompok Minoritas di Indonesi
Pendahuluan: Kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas di Indonesia terus terjadi dan jarang terselesaikan dengan baik. Salah satu kasus terbaru terjadi di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 8 Agustus 2020. <br/ > <br/ >Bagian: <br/ > <br/ >① Latar Belakang Kasus: Kekerasan dan penyerangan terjadi di kediaman almarhum Segaf Al-Jufri di Solo. Sejumlah mobil dirusak dan anggota keluarga dipukul oleh sekelompok orang yang menyatakan bahwa Syiah bukan Islam dan darahnya halal. <br/ > <br/ >② Reaksi dan Kecaman: Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid, mengutuk kekerasan tersebut dan menyoroti catatan buruk kasus intoleransi di Indonesia. Presiden Joko Widodo juga pernah menyatakan bahwa tidak ada tindakan intoleransi di Indonesia. <br/ > <br/ >③ Survei tentang Diskriminasi: Survei yang dilakukan oleh Komnas HAM dan Litbang Kompas pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap isu diskriminasi ras dan etnis masih perlu ditingkatkan. Banyak responden mengatakan lebih nyaman hidup dalam keluarga, lingkungan, dan kelompok etnis yang sama. <br/ > <br/ >④ Pengaduan dan Indeks Kerukunan Umat Beragama: Komnas HAM mencatat aduan terkait diskriminasi ras dan etnik sepanjang tahun 2011-2018, dengan jumlah pengaduan tertinggi berasal dari DKI Jakarta. Kementerian Agama juga merilis indeks Kerukunan Umat Beragama setiap tahun. <br/ > <br/ >Kesimpulan: Kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas di Indonesia terus terjadi dan perlu peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengatasi masalah ini.