Manusia dan Fitrahnya: Kajian Komparatif dengan Makhluk Lain dalam Islam
Manusia, sejak dahulu kala, mempertanyakan eksistensinya dan makna di balik penciptaannya. Islam, sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, memberikan jawaban atas pertanyaan mendasar ini. Manusia, dalam pandangan Islam, diciptakan dengan fitrah, suatu predisposisi alami untuk mengenal dan mentauhidkan Allah SWT. Fitrah ini menjadi pembeda mendasar antara manusia dengan makhluk lainnya.
Keistimewaan Fitrah Manusia dalam Islam
Fitrah manusia merupakan anugerah agung yang membedakannya dari ciptaan lainnya. Berbeda dengan hewan yang bertindak berdasarkan insting, manusia dikaruniai akal untuk berpikir, bernalar, dan memilih. Akal inilah yang memungkinkan manusia untuk mengenali Penciptanya, memahami tujuan hidupnya, dan menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan-Nya. Fitrah yang lurus ini juga mendorong manusia untuk condong pada kebenaran, kebaikan, dan keindahan.
Perbandingan dengan Makhluk Lain: Mencari Makna Fitrah
Dalam Al-Quran, Allah SWT kerap membandingkan manusia dengan makhluk lain seperti hewan dan malaikat. Malaikat, diciptakan dari nur atau cahaya, senantiasa patuh dan tunduk pada perintah Allah SWT. Hewan, di sisi lain, diciptakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan berperan dalam keseimbangan alam. Manusia, dengan fitrahnya, memiliki potensi untuk mencapai derajat yang lebih tinggi, melampaui insting dan kepatuhan absolut.
Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah di Bumi
Fitrah yang melekat pada diri manusia bukan tanpa tanggung jawab. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah fil ardh, pemimpin dan pemelihara bumi. Akal dan fitrah yang lurus seharusnya membimbing manusia untuk mengelola alam dengan bijaksana, menjaga keseimbangannya, dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan bersama. Melalaikan tanggung jawab ini berarti mengingkari fitrah manusia itu sendiri.
Tantangan dalam Memelihara Fitrah di Era Modern
Di era modern yang penuh dengan gempuran informasi dan godaan materialisme, menjaga kemurnian fitrah menjadi sebuah tantangan tersendiri. Berbagai ideologi dan paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dapat menggoyahkan fitrah manusia. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk terus menerus memupuk keimanan, memperdalam ilmu agama, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Manusia, dengan fitrahnya, memiliki potensi luar biasa untuk menjadi makhluk yang mulia. Memahami hakikat fitrah dan tanggung jawab yang melekat padanya merupakan langkah awal untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan tujuan penciptaan. Dengan senantiasa menjaga dan memurnikan fitrah, manusia dapat mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dan memaknai hidupnya dengan sebaik-baiknya.