Keberagaman Suku Bangsa di Kampung Wonorejo dan Dampak Program Transmigrasi
Kampung Wonorejo merupakan salah satu kampung yang memiliki keberagaman suku bangsa di Indonesia. Keberagaman ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah terkait program transmigrasi yang dimulai sejak era Orde Baru pada tahun 1961. Program transmigrasi ini dianggap sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera. Melalui program transmigrasi, masyarakat yang mengikuti program ini memiliki rumah dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan hidup di lokasi transmigrasi. Program ini juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan hak setiap warga negara untuk mendapatkan penghidupan dan pendidikan yang layak dari negara. Saat ini, latar belakang kehidupan warga di Kampung Wonorejo telah mengalami percampuran budaya dan agama. Sebagian warga Kampung Wonorejo telah melakukan pernikahan antarsuku. Bagi warga Kampung Wonorejo, keberagaman ini merupakan kekayaan mereka. Selain itu, terdapat juga kampung lain di sekitar Kampung Wonorejo, seperti Kampung Kiboy. Penduduk asli Kampung Kiboy terdiri dari 121 keluarga dan sebagian dari mereka tersebar di Distrik Arso. Wilayah Kiboy memiliki potensi sumber daya alam seperti hutan dan hasil pertanian. Warga di Kampung Kiboy memanfaatkan sumber daya tersebut untuk dikonsumsi sebagai makanan pengganti beras. Selain itu, para wanita di kampung ini juga terampil menganyam noken dari kulit pohon. Sebagian warga bekerja sebagai penebang kayu, tukang bangunan, atau buruh harian di perkebunan sawit. Potret Kampung Kiboy memberikan gambaran tentang kehidupan sebagian besar penduduk asli Papua dan para transmigran seperti di Kampung Wonorejo. Di Kampung Wonorejo, kehidupan masyarakat cukup harmonis. Mereka hidup berdampingan dengan penduduk asli Papua. Apabila terjadi peristiwa yang menyangkut hukum, seperti pencurian atau gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, hal tersebut akan diproses sesuai hukum melalui paguyuban adat. Peran paguyuban adat selalu penting dalam proses penyelesaian masalah. Para perempuan di Kampung Wonorejo dan Kampung Kiboy juga saling bertukar pengetahuan antara perempuan Papua dan perempuan transmigran yang berasal dari Jawa. Para perempuan Jawa mengajarkan perempuan Papua cara membuat kue dari bahan tepung singkong dan cara membuat sayur dari batang pohon pisang. Sebelumnya, orang Papua selalu membuang batang pohon pisang yang sudah dipotong. Namun, dengan pengetahuan dari perempuan Jawa, mereka dapat memanfaatkan batang pisang menjadi sayur yang lezat. Dengan adanya keberagaman suku bangsa di Kampung Wonorejo dan dampak program transmigrasi, terlihat bahwa kehidupan masyarakat di kampung ini telah berkembang secara positif. Keberagaman ini menjadi kekayaan yang harus dijaga dan diperhatikan oleh semua pihak.