Dampak Kenaikan Permukaan Air Laut akibat Pemanasan Global
Kenaikan permukaan air laut dengan rata-rata 1,7mm/tahun di Greenland dan Antartika akibat pemanasan global dapat menjadi ancaman serius bagi jutaan manusia di negara-negara dataran rendah seperti Bangladesh, Vietnam, dan kepulauan lainnya. Bahkan dengan kenaikan permukaan air laut hanya satu atau dua meter, dampaknya bisa menjadi bencana bagi banyak orang. Lebih dari 400 juta orang tinggal dalam rentang ketinggian 25 meter hingga 5 meter dari permukaan air laut, dan lebih dari 1 miliar orang tinggal di daerah yang terancam oleh kenaikan permukaan air laut. Jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, gunung es di seluruh dunia akan mencair dengan cepat, menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang lebih besar. Salah satu contoh dampak yang sudah terjadi adalah penyusutan es di Himalaya. Lapisan es ini berfungsi sebagai sumber air musim, dan jika terus mencair, akan menyebabkan banjir dan kelangkaan air yang akut. Pada tahun 2010, sekitar 50 orang cedera di Peru akibat longsor es gunung yang jatuh ke danau glasial, menyebabkan Sungai Hualcan meluap ke lembah sekitarnya. Masalah yang paling mendesak terkait dengan hilangnya gunung es adalah kekurangan air. Di Bolivia dan Peru, sudah terjadi kelangkaan air karena fungsi gunung es sebagai penyimpanan air terganggu. Jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mengurangi pemanasan global, masalah ini akan semakin parah di masa depan. Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat pemanasan global. Kenaikan permukaan air laut bukan hanya ancaman bagi negara-negara dataran rendah, tetapi juga bagi seluruh dunia.