Baju Termahal di Indonesia ##
1. Pengenalan: Teks anekdot ini menceritakan percakapan antara dua orang kader parpol, Arya dan Abdillah, yang sedang membahas tentang kekayaan para politisi di Indonesia. 2. Peristiwa: Arya dan Abdillah sedang minum kopi di kantin gedung KPU setelah menyerahkan berkas pencalonan. Mereka membahas tentang kekayaan para politisi dan Arya berpendapat bahwa baju tahanan KPK adalah baju termahal di Indonesia. Abdillah awalnya bingung dengan pernyataan Arya, namun akhirnya mengerti maksudnya. 3. Puncak: Puncak cerita terletak pada pernyataan Arya bahwa seorang politisi harus mencuri uang negara minimal satu miliar rupiah terlebih dahulu untuk bisa memakai baju tahanan KPK. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Arya menganggap baju tahanan KPK sebagai simbol kekayaan yang diperoleh melalui korupsi. 4. Pelajaran: Teks anekdot ini menyindir para politisi yang korup dan menganggap kekayaan yang diperoleh melalui korupsi sebagai sesuatu yang prestisius. Teks ini juga menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi hal yang biasa dan dianggap sebagai jalan pintas untuk mencapai kekayaan. 5. Penutup: Teks anekdot ini diakhiri dengan Abdillah yang akhirnya mengerti maksud Arya. Teks ini meninggalkan kesan sinis terhadap para politisi yang korup dan menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia masih menjadi masalah serius. Sudut Pandang: Teks anekdot ini menunjukkan sudut pandang kritis terhadap korupsi di Indonesia. Teks ini menyindir para politisi yang korup dan menganggap kekayaan yang diperoleh melalui korupsi sebagai sesuatu yang prestisius. Relevansi dengan Realitas Siswa: Teks anekdot ini relevan dengan realitas siswa karena korupsi adalah masalah yang sering dibicarakan di media dan di sekolah. Teks ini dapat membantu siswa untuk memahami bahwa korupsi adalah masalah serius yang harus ditentang. Emosi dan Wawasan: Teks anekdot ini menimbulkan rasa sinis dan amarah terhadap para politisi yang korup. Teks ini juga memberikan wawasan tentang realitas korupsi di Indonesia dan pentingnya untuk melawan korupsi.