Kegagalan Pelaksanaan Sistem Sewa Tanah di Indonesia pada Masa Kekuasaan Inggris 2.
Pada masa kekuasaan Inggris di Indonesia, salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Thomas Stamford Raffles adalah sistem sewa tanah atau landrente-system atau landelijk stelsel. Namun, pelaksanaan sistem ini menghadapi banyak kelemahan yang akhirnya menyebabkan kegagalan dalam penerapannya. Salah satu penyebab utama kegagalan sistem sewa tanah adalah ketidakadilan dalam distribusi tanah. Pada saat itu, rakyat seakan-akan tidak memiliki tanah karena harus menyewa kepada pemerintah. Padahal, tanah tersebut sebenarnya adalah milik rakyat sendiri. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dan ketegangan sosial di kalangan rakyat. Selain itu, hasil sewa tanah juga tidak digunakan untuk kemakmuran rakyat. Sebaliknya, hasil sewa tersebut diperuntukkan bagi kepentingan pemerintah kolonial Inggris. Hal ini membuat rakyat merasa bahwa mereka menjadi korban eksploitasi oleh pemerintah kolonial. Selain faktor ketidakadilan dan eksploitasi, pelaksanaan sistem sewa tanah juga menghadapi kendala dalam pengawasan dan penegakan aturan. Pemerintah kolonial tidak mampu melakukan pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaan sistem ini. Akibatnya, banyak rakyat yang tidak mematuhi aturan dan melanggar kesepakatan sewa tanah dengan pemerintah. Ketidakpuasan dan ketegangan sosial yang terjadi akibat pelaksanaan sistem sewa tanah juga berdampak negatif pada stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia pada masa itu. Kondisi ini membuat pemerintah kolonial kesulitan untuk menjaga kontrol atas wilayah jajahan mereka. Dalam rangka mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintah kolonial akhirnya menghapuskan sistem sewa tanah pada tahun 1870