Apakah Shalat Sunnah Rawatib Mukakkad Wajib Dilaksanakan?
Shalat sunnah rawatib merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keutamaannya begitu besar, hingga disebut sebagai pelengkap kekurangan yang mungkin terjadi dalam shalat fardhu. Namun, timbul pertanyaan, apakah shalat sunnah rawatib muakkad hukumnya wajib sehingga apabila ditinggalkan akan mendapat dosa?
Hukum Mengerjakan Shalat Sunnah Rawatib
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum shalat sunnah rawatib muakkad. Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat sunnah rawatib muakkad hukumnya sunnah muakkad, bukan wajib. Dasar dari pendapat ini adalah hadits riwayat Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
> “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR. Bukhari no. 1175 dan Muslim no. 728).
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara istiqomah (kontinu) mengerjakan shalat sunnah rawatib muakkad. Namun, tidak ada dalil yang secara tegas menyatakan bahwa meninggalkannya berdosa.
Pendapat yang Mewajibkan Shalat Sunnah Rawatib
Di sisi lain, sebagian ulama lain berpendapat bahwa shalat sunnah rawatib muakkad hukumnya wajib bagi yang mampu. Mereka berdalil dengan hadits-hadits yang menganjurkan secara keras untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib. Misalnya, hadits riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
> “Sungguh, rumah kalian didatangi (oleh malaikat) dan mereka mengucapkan salam. Dan sungguh, shalat seseorang di rumahnya adalah penerang. Jika seseorang mendirikan shalat, maka malaikat akan mendatanginya dan mengucapkan salam. Mereka akan terus bersamanya hingga pagi hari. Dan jika seseorang menunaikan shalat subuh, maka malaikat akan mendatanginya dan mengucapkan salam. Mereka akan terus bersamanya hingga sore hari.” (HR. Ahmad no. 11002. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Hadits ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan shalat sunnah rawatib, sehingga malaikat pun turut mendoakan orang yang mengerjakannya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat sunnah rawatib hingga seperti diwajibkan bagi yang mampu.
Anjuran Kuat untuk Istiqomah
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum shalat sunnah rawatib muakkad, namun semua ulama sepakat bahwa shalat sunnah rawatib merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu istiqomah mengerjakannya, dan menganjurkan umatnya untuk melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk senantiasa mengerjakan shalat sunnah rawatib muakkad. Jika belum mampu mengerjakan seluruhnya, maka kerjakanlah semampunya. Yang terpenting adalah menjaga istiqomah (kontinuitas) dalam mengerjakannya.
Shalat sunnah rawatib muakkad merupakan amalan yang memiliki banyak keutamaan. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hukumnya, namun dianjurkan untuk senantiasa berusaha mengerjakannya. Mulailah dengan mengerjakan semampunya, dan tingkatkan secara bertahap hingga mampu mengerjakan seluruhnya secara istiqomah. Wallahu a’lam.