Fungsi Konsumsi dalam Masyarakat: Sebuah Tinjauan dari Dua Perspektif **
1. Konsumsi sebagai Penanda Momen Sakral: Konsumsi makanan dalam berbagai budaya seringkali memiliki makna simbolis yang mendalam, melampaui fungsi biologisnya. Contohnya, dalam tradisi pernikahan di Banjar, makanan seperti "Bubur Gunting" dan "Kue Bingka" bukan hanya untuk mengisi perut, tetapi juga melambangkan harapan dan persatuan keluarga. Konsumsi makanan ini menjadi bagian integral dari ritual, menunjukkan penghormatan kepada roh halus atau leluhur, dan menandai momen sakral dalam kehidupan. 2. Konsumsi sebagai Pembentuk Identitas: Konsumsi juga berperan penting dalam membentuk identitas budaya dan etnis. Pakaian adat Banjar seperti "Sarung" dan "Baju Kurung" menjadi simbol identitas budaya dan etnis. Penggunaan pakaian ini dalam acara adat menunjukkan kebanggaan terhadap budaya Banjar. Demikian pula, makanan khas Banjar seperti "Soto Banjar" dan "Lontong Orari" menjadi simbol identitas kuliner dan bagian penting dalam tradisi masyarakat Banjar. Konsumsi makanan ini menunjukkan identitas dan kebanggaan terhadap budaya kuliner Banjar. 3. Konsumsi sebagai Pembentuk Stratifikasi Sosial: Konsumsi juga dapat mencerminkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ulama, sebagai pemimpin agama, dapat berperan dalam membentuk identitas keagamaan melalui pengajaran tentang nilai-nilai Islam dan praktik keagamaan. Konsumsi makanan halal, pakaian yang sesuai dengan ajaran Islam, dan mengikuti tradisi keagamaan dapat menjadi bagian dari identitas keagamaan seseorang. Ulama juga dapat berperan dalam mengajarkan tentang pentingnya keadilan sosial dan menghindari kesenjangan ekonomi. Mereka dapat mendorong masyarakat untuk berbagi rezeki dan membantu orang miskin. Konsumsi dalam konteks ini dapat menjadi alat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan membangun masyarakat yang adil. Kesimpulan:** Kedua perspektif ini menunjukkan bahwa konsumsi memiliki fungsi yang kompleks dan multidimensi dalam masyarakat. Konsumsi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis, tetapi juga berperan dalam membentuk identitas, stratifikasi sosial, dan menandai momen sakral dalam kehidupan. Memahami fungsi konsumsi ini penting untuk memahami budaya, tradisi, dan peran ulama dalam masyarakat.