Keumalahayati: Laksamana Ulung dan Diplomat Kerajaan Aceh
Keumalahayati, seorang laksamana ulung dari Kerajaan Aceh, memainkan peran penting dalam mengawasi kapal-kapal perang dan pasukan laut. Tugasnya meliputi pengaturan galley milik kerajaan Aceh serta pengawasan terhadap pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh syahbandar. Kapal-kapal perang dan pasukan gajah menjadi kekuatan utama angkatan perang Kerajaan Aceh di masa pemerintahan Keumalahayati. Pada tanggal 21 Juni 1599, Keumalahayati diuji ketika dua kapal Belanda, de Leeuw dan Leeuwin, berlabuh di ibu kota Kerajaan Aceh. Meskipun awalnya disambut baik dengan harapan kerjasama perdagangan lada, ternyata kapal Belanda tersebut memiliki niat jahat. Dalam upaya mereka untuk mengacau, Keumalahayati berhasil menggagalkan rencana tersebut dengan mengalahkan Cornelis de Houtman dalam duel satu lawan satu di geladak kapal. Selain sebagai laksamana yang cerdas, Keumalahayati juga menjalankan peran sebagai troop commander dan diplomat ulung. Sebagai seorang diplomat, ia bertanggung jawab atas hubungan luar negeri Kerajaan Aceh. Kecerdasannya dalam strategi perang dan diplomasi membuatnya menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah maritim Indonesia. Dengan keberanian dan kecerdasannya, Keumalahayati tidak hanya melindungi kepentingan Kerajaan Aceh dari ancaman asing, tetapi juga membuktikan kemampuannya sebagai seorang pemimpin yang mampu menjaga kedaulatan negaranya. Keumalahayati adalah contoh nyata dari kekuatan wanita dalam sejarah Indonesia yang patut kita teladani hingga saat ini.