Peran Ayat Al-Mujadalah 11-12 dalam Membangun Keluarga Harmonis: Sebuah Kajian Tafsir
Ayat 11 dan 12 dalam surat Al-Mujadalah menyimpan pesan mendalam tentang pentingnya membangun keluarga harmonis. Keduanya bagaikan fondasi kokoh yang menopang keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga. Melalui kajian tafsir, kita dapat menyelami makna tersirat di balik untaian kata, menggali hikmah, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga.
Esensi Ayat Al-Mujadalah 11-12 tentang Keharmonisan Keluarga
Ayat 11 dan 12 surat Al-Mujadalah menggarisbawahi pentingnya menjaga adab dan etika dalam interaksi suami istri. Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu diajak berbisik-bisik untuk salat, maka berbisik-bisiklah kamu dengan menyebut nama Allah dan mengingat-Nya. Janganlah kamu berbisik-bisik untuk sesuatu yang mendorongmu berbuat dosa dan permusuhan di waktu kamu sedang salat." (QS. Al-Mujadalah: 11). Ayat ini secara implisit mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik dan saling menghormati dalam keluarga, terutama saat beribadah.
Selanjutnya, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipudayai Allah, dan Allah akan menipudayai mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (pamer) kepada manusia dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali." (QS. Al-Mujadalah: 12). Ayat ini menjadi peringatan bagi setiap pasangan untuk menjauhi sifat munafik dan riya dalam beribadah, termasuk dalam interaksi suami istri. Keharmonisan keluarga terbangun di atas pondasi keikhlasan dan ketulusan, bukan kepura-puraan.
Menjaga Komunikasi Efektif: Kunci Keharmonisan Keluarga
Komunikasi efektif menjadi kunci utama dalam membangun keluarga harmonis. Ayat 11 surat Al-Mujadalah secara tersirat mengajarkan pentingnya membangun komunikasi yang santun dan penuh penghormatan, bahkan dalam situasi yang tampak sepele seperti berbisik saat salat. Bayangkan, jika dalam hal kecil saja pasangan dituntut untuk menjaga adab, apalagi dalam hal-hal krusial yang menyangkut kehidupan rumah tangga.
Komunikasi yang efektif bukan hanya tentang penyampaian pesan, tetapi juga tentang bagaimana pesan tersebut diterima dan dipahami. Suami istri perlu belajar untuk menjadi pendengar yang baik, mampu memahami sudut pandang pasangan, dan merespon dengan bijaksana. Hindari komunikasi yang dipenuhi dengan nada tinggi, sarkasme, atau kata-kata kasar yang dapat melukai perasaan.
Menjauhi Sifat Munafik: Landasan Keharmonisan Keluarga
Ayat 12 surat Al-Mujadalah dengan tegas mengecam sifat munafik dan riya. Sifat-sifat tercela ini menjadi racun mematikan bagi keharmonisan keluarga. Bayangkan, bagaimana mungkin sebuah keluarga dapat hidup rukun dan damai jika di antara suami istri terdapat kepura-puraan dan ketidakjujuran?
Keharmonisan keluarga terbangun di atas pondasi kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya. Suami istri perlu saling mengingatkan untuk menjauhi sifat munafik, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Keikhlasan dan ketulusan dalam berinteraksi menjadi kunci utama dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Ayat 11 dan 12 surat Al-Mujadalah memberikan tuntunan berharga bagi setiap pasangan dalam membangun keluarga harmonis. Komunikasi efektif yang dilandasi rasa saling menghormati dan sikap jujur serta tulus menjadi kunci utama dalam mewujudkan keluarga yang dipenuhi cinta, kasih sayang, dan keberkahan.