Perdebatan di Taman **
Di sebuah taman yang rindang, hiduplah sebuah pohon tua bernama Pak Cemara, batu besar bernama Si Gondrong, bunga mawar bernama Mawar, dan sebuah ember tua bernama Si Bekas. Suatu hari, mereka terlibat dalam perdebatan sengit tentang siapa yang paling penting di taman. Pak Cemara, dengan bangga menjulurkan dahannya, berkata, "Tentu saja aku yang paling penting! Aku memberikan keteduhan bagi semua makhluk hidup di taman ini. Aku juga menghasilkan oksigen yang kalian hirup!" Si Gondrong, dengan wajah datarnya, menjawab, "Omong kosong! Akulah yang paling penting. Aku menahan tanah agar tidak longsor dan memberikan tempat berteduh bagi hewan-hewan kecil. Kalian semua bergantung padaku!" Mawar, dengan anggun, menimpali, "Kalian berdua memang penting, tapi akulah yang paling indah! Aku menghiasi taman dengan warna-warnaku yang menawan dan menyebarkan aroma harum yang menyegarkan." Si Bekas, dengan suara berderit, ikut nimbrung, "Hei, jangan lupakan aku! Akulah yang menampung air hujan dan menyiram kalian semua. Tanpa aku, kalian akan layu dan mati!" Perdebatan mereka semakin panas. Pak Cemara menuding Si Gondrong dengan dahannya, Si Gondrong membentak Mawar, Mawar mencemooh Si Bekas, dan Si Bekas menyiram Pak Cemara dengan air sisa. Tiba-tiba, seekor tupai kecil muncul dari balik pohon. "Hei, kalian bertengkar terus! Kenapa tidak saling menghargai? Kalian semua penting di taman ini, masing-masing punya peran sendiri," kata tupai itu. Pak Cemara, Si Gondrong, Mawar, dan Si Bekas terdiam. Mereka menyadari bahwa tupai itu benar. Mereka semua saling membutuhkan dan bekerja sama untuk membuat taman menjadi tempat yang indah dan nyaman. Sejak hari itu, mereka berempat hidup rukun dan saling menghargai. Mereka menyadari bahwa pentingnya bekerja sama dan saling mendukung, bukan saling menjatuhkan. Pesan:** Perdebatan tentang siapa yang paling penting tidak akan pernah ada ujungnya. Yang penting adalah kita saling menghargai dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.