Era Produksi di Amerika pada Awal Abad ke-2
Pada awal tahun 1900-an, para imigran Eropa mulai memulai perjuangan mereka untuk bertahan hidup di Amerika. Mereka memiliki filosofi umum bisnis yang mengatakan "produksilah sebanyak mungkin, karena ada pasar yang tidak terbatas". Filosofi ini sangat logis dan menguntungkan pada saat itu, mengingat kapabilitas produksi yang terbatas dan tingginya permintaan akan produk-produk pada masa itu. Para pemilik bisnis pada umumnya adalah petani, tukang kayu, dan pedagang. Pada masa itu, kebutuhan yang paling penting adalah kapasitas produksi yang lebih besar, sehingga tujuan bisnis utamanya adalah produksi. Hal ini sangat penting karena sebagian besar barang dibeli segera setelah tersedia. Kebutuhan pemasaran terbesar pada masa itu adalah distribusi dan penyimpanan. Pada era produksi ini, para pemilik bisnis fokus pada meningkatkan kapasitas produksi mereka. Mereka berinvestasi dalam mesin-mesin dan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, mereka juga berusaha untuk meningkatkan kualitas produk mereka agar dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi dan perubahan dalam pola konsumsi masyarakat, era produksi ini mulai bergeser. Konsumen mulai mengharapkan lebih dari sekedar ketersediaan produk. Mereka mulai menginginkan produk yang lebih bervariasi, berkualitas tinggi, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini mendorong para pemilik bisnis untuk mulai memperhatikan aspek pemasaran dan inovasi produk. Dalam kesimpulannya, era produksi di Amerika pada awal abad ke-20 ditandai dengan fokus pada kapasitas produksi yang lebih besar. Para pemilik bisnis pada masa itu berusaha untuk memenuhi permintaan yang tinggi dengan meningkatkan efisiensi produksi. Namun, perubahan dalam pola konsumsi masyarakat akhirnya mendorong pergeseran paradigma bisnis menuju pemasaran dan inovasi produk.