Problematisasi Pendidikan Islam: Mengatasi Dikotomi dan Menyongsong Perubahan
Pendidikan Islam di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang perlu segera diatasi. Dalam konteks ini, terdapat lima permasalahan utama yang perlu diperhatikan dan diberikan solusi yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas dan memberikan opini terhadap kelima permasalahan tersebut. 1. Problem Konseptual-Teoritis atau Filosofis Permasalahan pertama yang perlu diperhatikan adalah adanya problem konseptual-teoritis atau filosofis dalam pendidikan Islam. Paradigma dikotomi antara agama dan bukan agama, wahyu dan akal, serta dunia dan akhirat masih menjadi kendala dalam pengembangan pendidikan Islam. Pendekatan yang memisahkan antara satu aspek dengan aspek lainnya menghambat perkembangan konsep humanisme religius dalam dunia pendidikan Islam. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih holistik dan menyeluruh dalam mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan. 2. Kurangnya Respon Pendidikan Islam terhadap Realitas Sosial Permasalahan kedua adalah kurangnya respon pendidikan Islam terhadap realitas sosial. Peserta didik seringkali jauh dari lingkungan sosio-kultural mereka karena pendidikan Islam yang terlalu terfokus pada aspek keagamaan. Hal ini menyebabkan mereka mengalami "social-shock" ketika lulus dari lembaga pendidikan Islam dan harus berinteraksi dengan masyarakat yang beragam. Oleh karena itu, pendidikan Islam perlu lebih responsif terhadap realitas sosial agar peserta didik dapat lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata. 3. Penanganan Masalah yang Tidak Integral dan Komprehensif Permasalahan ketiga adalah penanganan masalah yang tidak integral dan komprehensif. Terlalu sering, masalah-masalah dalam pendidikan Islam hanya ditangani secara sepotong-potong tanpa melihat hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya. Hal ini menghambat kemajuan pendidikan Islam secara keseluruhan. Diperlukan pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif dalam menangani masalah-masalah pendidikan Islam agar dapat mencapai perubahan yang signifikan. 4. Kurangnya Porsi Ilmu Keislaman dalam Pendidikan Non-Islam Permasalahan keempat adalah kurangnya porsi ilmu keislaman dalam pendidikan non-Islam. Generasi Muslim yang menempuh pendidikan di luar sistem pendidikan Islam seringkali tidak mendapatkan porsi yang memadai dalam hal pendidikan Islam. Hal ini menyebabkan mereka tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang agama mereka sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan keislaman bagi generasi Muslim yang menempuh pendidikan di luar sistem pendidikan Islam. 5. Perluasan Wawasan dan Pemahaman dalam Pendidikan Islam Permasalahan kelima adalah perluasan wawasan dan pemahaman dalam pendidikan Islam. Pendidikan Islam perlu melampaui pemahaman yang sempit dan terbatas pada aspek kehidupan ukhrawi yang terpisah dengan kehidupan duniawi atau aspek kehidupan rohani yang terpisah dengan kehidupan jasmani. Diperlukan pendekatan yang lebih inklusif dan menyeluruh dalam mengembangkan pemahaman agama yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi kelima permasalahan di atas, diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan Islam, dan masyarakat untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam pendidikan Islam. Pendekatan yang holistik, responsif terhadap realitas sosial, dan komprehensif perlu diterapkan agar pendidikan Islam dapat menghasilkan generasi yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan dunia modern.