Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Global
Pembentukan pemerintahan negara Indonesia dilandasi oleh Pancasila. Pernyataan tersebut terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea keempat. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan global saat ini. Salah satu tantangan dalam penerapan Pancasila dalam bidang ideologi dalam kehidupan global adalah masuknya ideologi radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Ideologi-ideologi tersebut dapat mengancam keamanan dan stabilitas dunia. Oleh karena itu, penerapan Pancasila sebagai ideologi yang mengedepankan persatuan dan keadilan sangat penting dalam menghadapi tantangan ini. Pemerintahan yang bersih tanpa adanya tindakan korupsi juga merupakan penerapan Pancasila dalam kehidupan global. Sila keempat, yaitu "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan", menekankan pentingnya pemerintahan yang berintegritas dan bertanggung jawab kepada rakyat. Dalam konteks global, pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi dapat meningkatkan kepercayaan dan kerjasama antar negara. Rancangan Undang-Undang Dasar diterima secara bulat pada sidang BPUPK tanggal 16 Juli 1945. Hal ini menunjukkan kesepakatan dan komitmen para pendiri negara Indonesia dalam menerapkan Pancasila sebagai landasan negara. Keberhasilan pembentukan pemerintahan Indonesia yang didasarkan pada Pancasila menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam membangun sistem pemerintahan yang demokratis dan berkeadilan. Meskipun terdapat peluang penerapan Pancasila pada zaman sekarang, seperti mengenalkan budaya Indonesia ke seluruh dunia dan menggunakan teknologi untuk kegiatan donasi, terdapat juga tantangan dalam menjaga keaslian dan keutuhan Pancasila. Penyebaran berita hoax yang meresahkan masyarakat dan pengaruh konsumerisme yang berlebihan adalah contoh-contoh tantangan yang perlu dihadapi dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan global. Perkembangan dan kemajuan iptek sangat mendukung upaya ketergantungan di berbagai aspek kehidupan global. Namun, ada dampak negatif yang harus diwaspadai, yaitu bersikap individualis dan mengabaikan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk saling bekerja sama, hidup teratur, dan berdisiplin dalam menjalani kehidupan global yang harmonis. Kebebasan memeluk agama diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat (1). Pancasila menghormati kebebasan beragama dan mendorong sikap saling menghormati dan menghargai antarumat beragama. Dalam konteks global, pengamalan nilai-nilai Pancasila ini dapat menciptakan kerukunan dan perdamaian antarbangsa. Pembakaran hutan merupakan tindakan yang merugikan rakyat dan alam. Tindakan ini merupakan penyimpangan terhadap sila kelima, yaitu "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Pembakaran hutan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan mengancam keberlanjutan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam menjaga kelestarian alam dan keadilan sosial. Tindakan Andika sebagai ketua karang taruna bersama teman-temannya yang mengumpulkan pakaian dan makanan untuk disumbangkan kepada masyarakat yang ditimpa musibah banjir merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila. Tindakan ini mencerminkan penghargaan terhadap hak-hak orang lain, keadilan masyarakat, kegiatan kemanusiaan, saling mencintai sesama manusia, dan keberanian dalam membela kebenaran. Sikap saling menghormati dan menghargai antarumat beragama juga merupakan bentuk pengamalan Pancasila. Dalam kehidupan global yang multikultural, sikap ini sangat penting untuk menciptakan harmoni dan kerukunan antarbangsa. Dalam kesimpulan, penerapan Pancasila dalam kehidupan global memiliki peran yang penting dalam menjaga keamanan, stabilitas, dan keadilan dunia. Tantangan dan peluang dalam penerapan Pancasila perlu dihadapi dengan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila dan komitmen untuk menjaga keutuhan dan keaslian Pancasila.