Hukuman Sombong di Nerak
Pada suatu hari, ada seorang pria tampan yang sombong dan suka menghina penampilan fisik orang lain. Salah satu korban hinaannya adalah seorang pengemis yang sering kali menjadi sasaran ejekan dari pria tampan tersebut. Pria tampan itu menganggap wajah pengemis itu bagaikan sampah dan tidak berharga. Namun, nasib buruk menimpa pria tampan tersebut. Ketika pulang kerja, dia tiba-tiba tertimpa balok dan meninggal dunia. Setelah mati, dia diadili dan diminta pertanggungjawabannya atas sikap sombong dan penghinaannya terhadap orang lain. Akibatnya, dia dihukum masuk neraka. Di neraka, pria tampan itu mengalami penderitaan yang tak terbayangkan. Wajahnya dan sekujur tubuhnya benjol dan mengeluarkan bau busuk yang menjijikkan. Penjaga neraka menyiksa dia dengan menyiram tembaga mendidih ke tubuhnya. Benjolan-benjolan itu meledak saat terkena tembaga panas, menyebarkan bau yang menyengat ke penghuni neraka lainnya. Pria tampan itu sekarang hanya menderita dan menyesal atas sikap sombongnya di masa lalu. Dia merasakan betapa pedihnya siksaan di neraka dan menyesali setiap kata hinaan yang pernah dia ucapkan. Penghuni neraka lainnya merasa jijik dengan bau busuk dari tubuh pria tampan tersebut. Namun, ada satu penghuni neraka yang mengalami siksaan berulang dan beregenerasi lagi. Meskipun dia juga mengalami penderitaan, bentuk asli tubuhnya masih terlihat. Hal ini merupakan keringanan bagi penghuni neraka tersebut karena dia tidak pernah menghina penampilan fisik orang lain. Pria tampan yang sombong ini juga akan beregenerasi lagi setelah hancur disiram tembaga, tapi tetap kembali ke wujudnya yang jelek. Dia terjebak dalam siksaan dan penyesalan yang tak berujung di neraka, sementara penghuni neraka lainnya melihatnya sebagai peringatan akan bahaya sikap sombong dan penghinaan terhadap orang lain. Dalam cerita ini, kita dapat melihat betapa pentingnya sikap rendah hati dan menghormati orang lain tanpa memandang penampilan fisik. Sikap sombong dan penghinaan hanya akan membawa penderitaan dan penyesalan di akhirat. Semoga kita dapat belajar dari kisah ini dan menjaga sikap positif serta menghormati orang lain dalam kehidupan kita sehari-hari.