Pendidikan Akhlak dalam Tradisi Katoba Masyarakat Etnik Mun
Pendidikan akhlak merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter individu. Dalam tradisi katoba yang dilakukan oleh masyarakat etnik Muna, pendidikan akhlak ditekankan pada hubungan anak dengan orang tua. Dalam konteks ini, akhlak kepada ama 'ayah' menjadi fokus utama dalam memberikan nilai-nilai kebaikan kepada anak. Dalam tradisi katoba, anak diajarkan untuk patuh terhadap perintah orang tua yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Namun, jika orang tua mengajak anak kepada kemaksiatan atau menjauhi nilai-nilai Islam, imuanu (pemimpin agama) juga mengajarkan anak untuk tidak mematuhinya. Hal ini menunjukkan pentingnya kepatuhan anak terhadap orang tua dalam menjalankan ajaran agama dan nilai-nilai kebaikan. Salah satu contoh ekspresi verbal yang menggambarkan nasihat imuanu kepada anak adalah dalam ungkapan "ah" yang dilarang digunakan saat berbicara kepada orang tua. Dalam Alquran Surat al-Isra ayat 23, Allah memerintahkan agar anak berbuat baik pada ibu bapaknya dengan sebaik-baiknya. Anak juga dilarang membentak atau mengatakan perkataan yang tidak pantas kepada orang tua. Hal ini menunjukkan pentingnya sikap sopan dan santun anak terhadap orang tua. Pendidikan akhlak kepada ama 'ayah' dalam tradisi katoba juga berlaku umum, tidak hanya terbatas pada hubungan darah. Anak diajarkan untuk berlaku sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua dari mereka atau lebih muda dari mereka yang di-katoba. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan akhlak dalam tradisi katoba tidak hanya berfokus pada hubungan keluarga, tetapi juga melibatkan seluruh masyarakat. Dalam konteks pendidikan akhlak, tradisi katoba masyarakat etnik Muna memberikan pengajaran yang berharga bagi anak-anak. Melalui pendidikan akhlak ini, diharapkan anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki sikap sopan, santun, dan patuh terhadap nilai-nilai agama dan kebaikan.