Fungsi dan Unsur Penyusun dalam Bahasa Tidak Baku
Dalam bahasa tidak baku, terdapat beberapa fungsi yang dapat diidentifikasi. Salah satu fungsi bahasa tidak baku adalah sebagai alat komunikasi antara individu atau kelompok yang memiliki latar belakang atau kepentingan yang sama. Bahasa tidak baku juga dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat ikatan sosial dan identitas kelompok. Selain itu, bahasa tidak baku juga memiliki unsur penyusun yang bersistem dalam suatu kelompok. Unsur penyusun ini mengacu pada kaidah atau standar yang sebelumnya sudah ditetapkan. Contohnya, dalam bahasa tidak baku, terdapat kosakata khusus yang hanya dimengerti oleh anggota kelompok tertentu. Unsur penyusun ini membantu dalam memperkuat ikatan sosial dan identitas kelompok. Selanjutnya, dalam bahasa tidak baku terdapat kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat. Kata-kata ini membantu dalam memberikan konteks dan informasi tambahan dalam komunikasi. Misalnya, dalam bahasa tidak baku, terdapat kata-kata seperti "dulu" atau "di sini" yang digunakan untuk menunjukkan waktu atau tempat tertentu. Selain itu, dalam bahasa tidak baku terdapat pantun yang mengandung pertanyaan pada bagian isi. Pantun ini digunakan sebagai bentuk hiburan dan juga sebagai alat untuk menguji pengetahuan dan kreativitas anggota kelompok. Pantun ini juga dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat ikatan sosial dan identitas kelompok. Terakhir, dalam bahasa tidak baku terdapat rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Rangkaian peristiwa ini membentuk alur cerita yang dapat menghibur dan mengajarkan anggota kelompok. Rangkaian peristiwa ini juga dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat ikatan sosial dan identitas kelompok. Dalam kesimpulan, bahasa tidak baku memiliki beberapa fungsi dan unsur penyusun yang bersistem dalam suatu kelompok. Fungsi dan unsur penyusun ini membantu dalam memperkuat ikatan sosial dan identitas kelompok. Bahasa tidak baku juga memiliki kata-kata khusus untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat, pantun dengan pertanyaan pada bagian isi, dan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Semua ini membentuk bagian integral dari bahasa tidak baku dan memberikan nilai tambah dalam komunikasi dan interaksi antar anggota kelompok.