Menghitung Besarnya Anasuran Kedua untuk Pinjaman dengan Suku Bunga Tertentu
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana menghitung besarnya anasuran kedua untuk pinjaman dengan suku bunga tertentu. Kita akan menggunakan contoh kasus di mana pinjaman sebesar Rp. 100.000,00 akan dilunasi dengan anuitas Rp. 15.000,00 tiap akhir tahun dan suku bunga sebesar 5% setahun. Pertama-tama, mari kita pahami apa itu anuitas. Anuitas adalah pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala untuk melunasi pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Dalam kasus ini, anuitas sebesar Rp. 15.000,00 akan dibayarkan setiap akhir tahun. Selanjutnya, kita perlu menghitung besarnya anasuran pertama. Anasuran pertama biasanya lebih besar daripada anasuran-anasuran berikutnya karena pada anasuran pertama juga termasuk pembayaran bunga. Dalam kasus ini, kita akan menggunakan rumus anuitas: \[ A = \frac{P \cdot r \cdot (1 + r)^n}{(1 + r)^n - 1} \] Di mana: - A adalah besarnya anuitas - P adalah jumlah pinjaman - r adalah suku bunga per periode - n adalah jumlah periode Dalam kasus ini, P = Rp. 100.000,00, r = 5% atau 0,05, dan n = 1 tahun. Mari kita hitung: \[ A = \frac{100000 \cdot 0,05 \cdot (1 + 0,05)^1}{(1 + 0,05)^1 - 1} \] \[ A = \frac{5000 \cdot 1,05}{1,05 - 1} \] \[ A = \frac{5250}{0,05} \] \[ A = 105000 \] Jadi, besarnya anasuran pertama adalah Rp. 105.000,00. Sekarang, kita dapat menghitung besarnya anasuran kedua. Anasuran kedua biasanya lebih kecil daripada anasuran pertama karena pada anasuran kedua sudah ada pembayaran bunga pada anasuran pertama. Untuk menghitung besarnya anasuran kedua, kita dapat menggunakan rumus anuitas yang sama dengan mengganti P dengan sisa pinjaman setelah anasuran pertama dibayarkan. Dalam kasus ini, sisa pinjaman setelah anasuran pertama adalah Rp. 100.000,00 - Rp. 105.000,00 = Rp. -5.000,00. Karena sisa pinjaman negatif, maka anasuran kedua akan menjadi pembayaran terakhir untuk melunasi pinjaman. Jadi, besarnya anasuran kedua adalah Rp. -5.000,00. Dalam konteks ini, besarnya anasuran kedua tidak relevan karena sisa pinjaman setelah anasuran pertama sudah mencapai nol. Oleh karena itu, tidak ada anasuran kedua yang perlu dihitung. Dalam kesimpulan, dalam kasus ini, besarnya anasuran kedua untuk pinjaman dengan suku bunga 5% setahun dan anuitas Rp. 15.000,00 tiap akhir tahun tidak relevan karena sisa pinjaman setelah anasuran pertama sudah mencapai nol.