Asal Usul dan Makna Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika
Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" adalah semboyan nasional Indonesia yang terdapat dalam lambang negara, Pancasila, dan merupakan moto resmi Indonesia. Semboyan ini memiliki arti "Berbeda-beda tetapi tetap satu" dalam bahasa Jawa Kuno. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal usul dan makna dari semboyan ini. Asal Usul Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" berasal dari kitab Sutasoma, sebuah karya sastra Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 Masehi. Kitab ini mengisahkan tentang perjalanan seorang pangeran bernama Sutasoma yang menghadapi berbagai cobaan dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang penting. Dalam salah satu bagian kitab Sutasoma, terdapat kalimat "Bhinneka Tunggal Ika" yang menjadi semboyan nasional Indonesia. Kalimat ini ditemukan dalam bait ke-40 pada bagian ke-34 dari kitab tersebut. Kalimat lengkapnya adalah "Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa" yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada yang lebih tinggi dari pada Dharma (kebenaran)". Makna Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" mengandung makna yang dalam dan relevan dengan keberagaman budaya dan agama di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan membangun persatuan meskipun kita memiliki latar belakang yang berbeda. Dalam konteks Pancasila, semboyan ini juga menggambarkan prinsip keadilan sosial yang menjadi landasan negara Indonesia. Keadilan sosial mengharuskan kita untuk menghormati hak-hak setiap individu tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau budaya. Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" juga mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Meskipun kita memiliki perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti bahasa, adat istiadat, dan kepercayaan, kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia. Kesimpulan Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" memiliki asal usul yang berasal dari kitab Sutasoma dan memiliki makna yang dalam tentang menghargai perbedaan dan membangun persatuan. Semboyan ini mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang berlandaskan keadilan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, semboyan ini mengajarkan kita untuk menghormati perbedaan dan membangun harmoni dalam keberagaman.