Mengapa Dosen Ilmu Politik Sering Duduk Saat Mengajar?
Dalam percakapan antara Tono dan Udin, mereka membahas tentang kebiasaan dosen ilmu politik yang sering duduk saat mengajar. Tono mengungkapkan keheranannya terhadap kebiasaan ini, sementara Udin mencoba mencari alasan di baliknya. Tono mengatakan bahwa dia heran dengan dosen ilmu politik yang selalu duduk saat mengajar dan tidak pernah mau berdiri. Udin merespons dengan mengatakan bahwa mungkin dosen tersebut capek atau kakinya tidak kuat untuk berdiri. Namun, Tono menyangkal dan mengungkapkan alasan yang menarik. Menurut Tono, alasan sebenarnya adalah karena dosen tersebut juga seorang pejabat. Dia takut jika dia berdiri, kursinya akan diduduki oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa dosen ilmu politik tersebut memiliki peran ganda sebagai pejabat dan pengajar, dan mungkin memiliki kekhawatiran tentang kehilangan posisi atau pengaruhnya jika dia tidak mengamankan kursinya. Percakapan ini mengungkapkan sebuah fenomena menarik dalam dunia akademik, di mana dosen ilmu politik memiliki kekhawatiran yang unik terkait dengan posisi dan pengaruh mereka. Meskipun tidak ada penjelasan yang pasti, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor non-akademik juga dapat mempengaruhi cara seorang dosen mengajar. Dalam kesimpulan, kebiasaan dosen ilmu politik yang sering duduk saat mengajar dapat memiliki alasan yang lebih kompleks daripada sekadar kelelahan atau ketidakmampuan untuk berdiri. Faktor-faktor seperti peran ganda sebagai pejabat dan pengajar, serta kekhawatiran tentang kehilangan posisi atau pengaruh, dapat memainkan peran dalam keputusan mereka untuk tetap duduk.