Kebingungan dalam Relasi Islam dan Negara: Analisis terhadap Rasionalitas Politik Islam dan Objektivitas Negar
Islam sebagai agama memiliki dimensi yang luas, sementara politik berdimensi tunggal yaitu dimensi rasional. Hal ini menimbulkan kebingungan dalam menyikapi persoalan relasi Islam dan negara. Model "kebingungan" ini tidak hanya dialami oleh umat Islam Indonesia, tetapi juga oleh seluruh negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam. Fenomena ini tercermin dari manuver-manuver pemikiran politik dan aksi-aksi politik yang dilakukan oleh dunia Islam, sehingga identitas dan fungsi Islam dalam negara tidak pernah tegas dan jelas. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan kajian ulang tentang relasi Islam dan negara, terutama dalam konteks isu-isu kontemporer seperti demokrasi, civil society, HAM, gender, dan globalisasi. Salah satu problematika yang dihadapi Islam adalah cibiran teori pedas yang pernah ditulis oleh Kuntowijoyo, bahwa agama (Islam) berdimensi banyak, sementara politik berdimensi tunggal yaitu dimensi rasional. Menurut Kuntowijoyo, umat harus berada di garis depan dalam pembentukan politik Islam yang rasional, sebab bila tidak, umat Islam Indonesia mayoritas hanya akan menjadi penumpang dan bukan menjadi pengemudi, yang selama ini pengemudinya adalah negara atau non-Muslim. Di antara dua entitas yaitu Islam (agama) dan negara, terdapat muatan "politik". Politik ini kemudian membentuk teori "politik Islam" dan "politik negara". Oleh karena itu, baik memisahkan maupun menyandingkan agama (Islam) dan negara bukan persoalan gampang. Dalam wacana politik, dua entitas tersebut selalu berada dalam ketegangan dan senantiasa terjadi konflik. Rasionalitas politik Islam dan objektivitas negara menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dalam konteks ini. Kajian ulang ini akan membantu memahami bagaimana Islam dan negara dapat berinteraksi secara harmonis dan saling menghormati. Dengan memahami rasionalitas politik Islam dan objektivitas negara, diharapkan dapat tercapai relasi yang seimbang dan menguntungkan bagi kedua entitas tersebut.