Pengaruh Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran di Bandung pada Kurun Waktu 2012-2022
Pengaruh inflasi terhadap tingkat pengangguran adalah topik yang menarik untuk diteliti di Bandung dalam kurun waktu 2012-2022. Inflasi adalah peningkatan umum dan terus-menerus dalam harga barang dan jasa di suatu negara. Tingkat pengangguran, di sisi lain, mengacu pada persentase jumlah orang yang tidak bekerja dalam angkatan kerja suatu negara. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana inflasi dapat mempengaruhi tingkat pengangguran di Bandung selama periode waktu yang ditentukan. Pertama-tama, penting untuk memahami hubungan antara inflasi dan tingkat pengangguran. Pada umumnya, inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Ketika harga barang dan jasa naik, konsumen cenderung mengurangi pengeluaran mereka, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan permintaan barang dan jasa. Akibatnya, perusahaan mungkin mengurangi produksi mereka dan mengurangi jumlah pekerja. Ini dapat menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran di Bandung. Selain itu, inflasi yang tinggi juga dapat mempengaruhi keputusan investasi perusahaan. Ketika inflasi meningkat, suku bunga cenderung naik. Hal ini dapat membuat pinjaman menjadi lebih mahal bagi perusahaan, yang pada gilirannya dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Jika perusahaan tidak dapat mengembangkan operasi mereka, mereka mungkin tidak mempekerjakan lebih banyak karyawan, atau bahkan mengurangi jumlah karyawan yang ada. Ini juga dapat berdampak negatif pada tingkat pengangguran di Bandung. Namun, penting untuk dicatat bahwa hubungan antara inflasi dan tingkat pengangguran tidak selalu sederhana. Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran di Bandung selama periode waktu yang ditentukan. Misalnya, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, dan faktor-faktor demografis juga dapat berperan dalam menentukan tingkat pengangguran. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis statistik untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara inflasi dan tingkat pengangguran di Bandung selama kurun waktu 2012-2022. Data inflasi dan tingkat pengangguran akan dikumpulkan dari sumber yang dapat diandalkan, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Kemudian, analisis regresi akan dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara inflasi dan tingkat pengangguran. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang pengaruh inflasi terhadap tingkat pengangguran di Bandung. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah dan pelaku ekonomi untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola inflasi dan mengurangi tingkat pengangguran di Bandung. Dalam kesimpulan, penelitian ini akan membahas pengaruh inflasi terhadap tingkat pengangguran di Bandung pada kurun waktu 2012-2022. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat dan menghambat investasi perusahaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tingkat pengangguran. Namun, hubungan antara inflasi dan tingkat pengangguran tidak selalu sederhana, dan ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran di Bandung. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang hubungan antara inflasi dan tingkat pengangguran di Bandung, dan dapat digunakan untuk menginformasikan kebijakan ekonomi di masa depan.