Nilai Instrumen Sila Keempat Pancasila dan Isi Pasal 2 UUD 1945
Sila keempat Pancasila, "Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan", merupakan salah satu nilai instrumental yang menjadi fondasi dalam kehidupan berbangsaan di Indonesia. Nilai ini menekankan pentingnya partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan dan pemerintahan. Salah satu wujud nyata dari nilai ini adalah adanya lembaga-lembaga yang mengedepankan musyawarah dan perwakilan, seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Isi dari pasal 2 UUD 1945 mengatur mengenai struktur dan fungsi lembaga-lembaga tersebut. Berikut adalah poin-poin penting yang terkandung dalam pasal tersebut: 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR): Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa MPR bersidang sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. Sidang ini bertujuan untuk mengulas dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah dan DPR, serta mengambil keputusan penting mengenai arah dan tujuan nasib bangsa dan negara. 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR): Pasal 2 ayat (2) UUD 1945 mengatur bahwa anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum. Hal ini menunjukkan bahwa DPR sebagai wakil rakyat harus memperoleh mandat dari rakyat melalui pemilu. Selain itu, pasal tersebut juga menyebutkan bahwa DPR bersidang sekali dalam setahun untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan undang-undang serta kebijakan pemerintah. 3. Susunan Dewanat: Pasal 2 ayat (3) UUD 1945 menegaskan bahwa susunan DPR diatur dengan undang-undang. Ini menunjukkan bahwa struktur dan komposisi DPR dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, serta memastikan bahwa lembaga ini berfungsi dengan baik dalam mengawasi pemerintah. Dengan demikian, isi pasal 2 UUD 1945 tidak hanya mengatur tentang struktur dan fungsi lembaga-lembaga yang mengedepankan musyawarah dan perwakilan, tetapi juga menekankan pentingnya partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini sesuai dengan nilai instrumental sila keempat Pancasila, yang menekankan pentingnya musyawarah dan perwakilan dalam kehidupan berbangsaan.