Monas: Simbol Kekuatan dan Semangat Bangsa Indonesi
Monas, atau Tugu Monumen Nasional, adalah salah satu ikon terkenal Indonesia yang memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. Dibangun pada bulan Agustus 1969, Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia terkemuka, yaitu Soedarsono, Frederich Silaban, dan Ir Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno dan sejak tanggal 12 Juli 1975, Monas dibuka untuk umum. Salah satu ciri khas yang paling menonjol dari Monas adalah tugu yang menjulang tinggi dan pelataran cawan yang luas. Di atas tugu terdapat api yang menyala seakan tak kunjung padam, melambangkan semangat dan keteladanan bangsa Indonesia yang tidak pernah surut berjuang sepanjang masa. Bentuk dan tata letak Monas yang sangat menarik memungkinkan pengunjung untuk menikmati pemandangan indah dan sejuk yang memesona. Taman yang mengelilingi Monas terdapat pohon-pohon dari berbagai provinsi di Indonesia, dan kolam air mancur di lorong pintu masuk menambah kesegaran taman tersebut. Di dekat pintu masuk menuju pelataran Monas, terlihat megah berdiri patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda. Patung ini terbuat dari seberat 8 ton dan dikerjakan oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato, sebagai sumbangan dari Konsulat Jendral Honores, Dr. Mario di Indonesia. Gagasan awal pembangunan Monas muncul setelah sembilan tahun kemerdekaan diproklamasikan. Beberapa hari setelah peringatan HUT Ke-IXRI, dibentuk Panitia Tugu Nasional yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan Monas. Panitia ini dipimpin oleh Sarwoko Martokusumo, Sumali Prawirosudirdjo sebagai bendahara, dan dibantu oleh 4 orang anggota lainnya. Panitia ini juga bertugas mengumpulkan biaya pembangunan Monas dari swadaya masyarakat. Setelah itu, dibentuk panitia pembangunan Monas yang dinamakan "Tim Yuri" yang langsung diketuai oleh Presiden R.I. Soekarno. Melalui tim ini, diselenggarakan sayembara dua kali dengan harapan menghasilkan karya yang setinggi-tingginya dan menggambarkan kepribadian dan budaya Indonesia. Dalam sayembara tersebut, kriteria penilaian yang diperinci menjadi 5 kriteria, yaitu menggambarkan dinamika, berisi kepribadian Indonesia, mencerminkan cita-cita, melambangkan semangat kepahlawanan, dan berkobar. Monas bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga merupakan simbol kekuatan dan semangat bangsa Indonesia. Dengan arsitektur yang megah dan makna yang mendalam, Monas menjadi tempat yang penting untuk mengenang sejarah dan menginspirasi generasi muda Indonesia.