Kisah Burung Merpati dan Sang Pejabat ##
Teks tersebut menyajikan kisah singkat tentang pertemuan tak terduga antara seorang pejabat tinggi dan seekor burung merpati. Kisah ini dipenuhi dengan simbolisme dan pesan moral yang tersirat. Paragraf pertama menggambarkan kehidupan pejabat tinggi yang merasa berhak atas jalan raya karena telah membayar pajak. Penggambaran ini menunjukkan sikap arogan dan kurangnya empati sang pejabat. Namun, kecelakaan yang terjadi dengan burung merpati mengubah persepsinya. Paragraf kedua menggambarkan perubahan sikap sang pejabat. Ia merasa iba dan bersalah atas kejadian tersebut. Keputusan untuk membawa burung merpati pulang menunjukkan rasa tanggung jawab dan empati yang muncul dalam dirinya. Paragraf ketiga menggambarkan upaya sang pejabat untuk merawat burung merpati. Ia menyediakan makanan dan minuman, menunjukkan kepedulian dan harapan agar burung tersebut pulih. Paragraf keempat merupakan puncak dari kisah ini. Merpati yang terluka dan terkurung dalam sangkar menafsirkan situasi tersebut sebagai hukuman atas kesalahannya. Ia merasa bersalah atas kecelakaan yang terjadi dan menganggap dirinya sebagai penyebab kematian sang pejabat. Paragraf ini menyajikan gagasan utama dari teks tersebut. Merpati yang terluka dan terkurung dalam sangkar merupakan simbol dari rasa bersalah dan penyesalan. Ia menafsirkan situasi tersebut berdasarkan pengalamannya sendiri, tanpa memahami konteks sebenarnya. Pesan moral yang tersirat dalam teks ini adalah pentingnya empati dan memahami perspektif orang lain. Sang pejabat yang awalnya merasa berhak atas jalan raya, akhirnya menyadari kesalahannya dan berusaha membantu burung merpati. Namun, burung merpati yang terluka menafsirkan situasi tersebut dengan cara yang berbeda, menunjukkan betapa pentingnya memahami perspektif orang lain.