Telaga Warna - Kisah tentang Kebijaksanaan dan Kebahagiaan
Telaga Warna adalah sebuah cerita yang berasal dari sebuah kerajaan terkenal di Cipanas, Jawa Barat. Di kerajaan tersebut, hidup seorang raja yang sangat bijaksana. Raja ini memiliki seorang putri cantik yang sangat dicintai olehnya dan oleh ratu. Namun, meskipun mereka memberikan segalanya kepada putri mereka, ia tidak bahagia. Bahkan semua perhiasan yang mereka miliki tidak cukup untuknya. Putri ini tidak puas dengan penampilannya yang cantik. Ia ingin menjadi gadis paling cantik di dunia. Putri tersebut memiliki ide untuk meletakkan semua perhiasan yang dimiliki oleh kerajaan di setiap helai rambutnya. Ia berpikir bahwa dengan begitu, ia akan menjadi gadis paling cantik di dunia. Dengan penuh keyakinan, putri tersebut mengungkapkan rencananya kepada kedua orang tuanya. Namun, sang raja terkejut mendengar rencana putrinya. Ia mencoba meyakinkan putrinya bahwa rencananya tidak pantas. "Putriku, kecantikan seorang putri tidak diukur dari pakaian atau perhiasan yang ia kenakan, tetapi dari sikapnya. Bukan karena kami tidak mencintaimu, tetapi apa yang akan orang pikirkan jika kamu melaksanakan rencanamu?" kata sang raja dengan bijaksana. Putri tersebut terkejut mendengar itu. Ia lalu berlari ke kamarnya untuk mengambil kotak perhiasannya. Kemudian, ia kembali ke kedua orang tuanya dengan marah. "Kalian sangat pelit! Ini, aku mengembalikan semua perhiasan yang pernah kalian berikan padaku!" seru putri tersebut sambil melempar kotak perhiasannya ke arah sang raja. Raja yang bijaksana sangat marah melihat apa yang dilakukan oleh putrinya. "Kamu adalah seorang putri yang tidak tahu berterima kasih!" seru sang raja dengan kemarahan. Tiba-tiba, lantai istana terbelah dan air membanjiri istana. Dalam sekejap, istana tersebut terendam air, tenggelam bersama sang putri yang tidak tahu berterima kasih dan perhiasannya. Istana tersebut kemudian berubah menjadi sebuah danau. Danau tersebut selalu memantulkan warna-warna yang berbeda ke sekitarnya. Beberapa orang mengatakan bahwa warna-warna tersebut berasal dari perhiasan sang putri. Danau tersebut dikenal sebagai Telaga Warna. Dalam cerita Telaga Warna ini, kita dapat belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam materi atau penampilan fisik semata. Kebahagiaan sejati datang dari sikap dan cara kita bersikap terhadap kehidupan. Kita harus belajar untuk bersyukur atas apa yang kita miliki dan tidak perlu terus-menerus mencari kepuasan dalam hal-hal materi.