Pengaruh Pendidikan Eropa terhadap Identitas Minke di HBS Surabay
Pada era kolonial Belanda, Minke, seorang pribumi berdarah Jawa asli, memasuki HBS Surabaya, sebuah sekolah yang terkenal dengan pendidikan Belanda. Sekolah ini memiliki reputasi sebagai tempat di mana semua guru berasal dari tanah Eropa. Namun, seiring berjalannya waktu, Minke mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Budaya Eropa yang dia terima di sekolah tersebut secara perlahan mulai mempengaruhi identitasnya. Sebagai seorang pribumi, Minke merasa bahwa dirinya sedikit demi sedikit melenceng dari wujudnya sebagai orang Jawa. Pendidikan yang dia terima di HBS Surabaya membuatnya merasa ada yang berbeda pada dirinya. Identitasnya sebagai pribumi mulai terkikis oleh pengaruh budaya Eropa yang dia pelajari di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan Eropa di HBS Surabaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap identitas Minke. Meskipun Minke adalah seorang pribumi, dia mulai mengadopsi budaya Eropa dan merasa bahwa dirinya tidak sepenuhnya mencerminkan budaya Jawa. Pendidikan yang dia terima di HBS Surabaya membuka wawasan Minke terhadap budaya Eropa, namun juga menghadirkan dilema dalam dirinya. Dia merasa terjebak antara identitasnya sebagai pribumi dan pengaruh budaya Eropa yang dia pelajari di sekolah. Dalam konteks ini, frasa adjektiva yang muncul dalam teks cerita adalah "seorang pribumi", "dari tanah Eropa", dan "sedikit demi sedikit". Frasa-frasa ini menggambarkan karakteristik Minke dan perubahan yang dia alami dalam identitasnya.