Konflik ISIS: Manifes atau Laten?
<br/ > <br/ >Konflik yang melibatkan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah menjadi sorotan dunia internasional selama beberapa tahun terakhir. Namun, ada perdebatan yang berkelanjutan tentang apakah konflik ini dapat dikategorikan sebagai konflik manifes atau laten. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi sudut pandang yang berbeda dan mencoba untuk memahami sifat sebenarnya dari konflik ISIS. <br/ > <br/ >Konflik manifes adalah konflik yang terjadi secara terbuka dan jelas, dengan pihak-pihak yang terlibat secara terang-terangan. Dalam hal ini, konflik ISIS dapat dikategorikan sebagai konflik manifes karena kelompok ini secara terbuka menyatakan tujuan mereka untuk mendirikan negara Islam yang luas di wilayah Timur Tengah. Mereka telah melakukan serangkaian serangan teroris yang brutal dan mengklaim tanggung jawab atas tindakan kekerasan tersebut. Selain itu, mereka juga memiliki struktur organisasi yang terorganisir dengan pemimpin yang jelas dan anggota yang setia. <br/ > <br/ >Namun, ada juga argumen yang menyatakan bahwa konflik ISIS sebenarnya adalah konflik laten. Konflik laten adalah konflik yang terjadi di balik layar, dengan pihak-pihak yang terlibat tidak terlihat secara terang-terangan. Dalam hal ini, ada klaim bahwa ISIS adalah produk dari ketidakpuasan dan ketidakadilan sosial yang ada di wilayah Timur Tengah. Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidakstabilan politik, dan ketidakadilan ekonomi telah menciptakan lingkungan yang subur bagi kelompok teroris seperti ISIS untuk tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini, konflik ISIS dapat dikategorikan sebagai konflik laten karena akar masalah yang mendasarinya tidak selalu terlihat secara langsung. <br/ > <br/ >Dalam mengevaluasi apakah konflik ISIS adalah konflik manifes atau laten, penting untuk mempertimbangkan konteks historis dan politik yang lebih luas. Konflik ini tidak dapat dipahami secara terpisah dari sejarah dan dinamika politik di Timur Tengah. Faktor-faktor seperti intervensi asing, perang saudara, dan ketidakstabilan politik telah mempengaruhi perkembangan dan eskalasi konflik ini. <br/ > <br/ >Dalam kesimpulan, konflik ISIS adalah konflik yang kompleks dan sulit untuk dikategorikan dengan tepat sebagai konflik manifes atau laten. Ada argumen yang valid untuk kedua sudut pandang, dan penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas dalam memahami sifat sebenarnya dari konflik ini. Dalam menghadapi tantangan ini, komunitas internasional harus bekerja sama untuk mengatasi akar masalah yang mendasari konflik ini dan mencari solusi yang berkelanjutan untuk perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.