Si Tukang Parkir dan Keadilan Sosial **
** Di tengah hiruk pikuk kota, di mana gedung-gedung menjulang tinggi dan kendaraan berlalu lalang, terkadang kita lupa bahwa keadilan sosial juga berlaku bagi mereka yang bekerja di balik layar. Salah satunya adalah si tukang parkir, sosok yang seringkali dianggap remeh dan bahkan diabaikan. Kisah ini bermula dari sebuah pengalaman pribadi. Saat hendak memarkirkan mobil di sebuah pusat perbelanjaan, saya disambut oleh seorang tukang parkir yang ramah. Ia dengan sigap membantu memarkirkan mobil saya, dan dengan senyum yang tulus, ia meminta uang parkir. Namun, saat saya hendak menyerahkan uang, ia menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak usah, Pak. Saya sudah dibayar oleh pemilik tempat ini." Sejenak saya tertegun. Di satu sisi, saya merasa lega karena tidak perlu mengeluarkan uang. Di sisi lain, saya terusik oleh kenyataan bahwa si tukang parkir, yang bekerja keras di bawah terik matahari, mungkin tidak mendapatkan upah yang layak. Kisah ini mungkin tampak sepele, namun ia menyimpan pesan yang mendalam. Keadilan sosial tidak hanya berlaku bagi mereka yang berkuasa, tetapi juga bagi mereka yang bekerja keras di balik layar. Mereka yang seringkali terlupakan, namun memiliki peran penting dalam menopang roda kehidupan masyarakat. Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan keadilan sosial bagi semua, termasuk mereka yang bekerja di sektor informal. Mungkin kita tidak bisa mengubah sistem secara langsung, namun kita bisa memulai dari hal-hal kecil, seperti menghargai jasa mereka dan memperlakukan mereka dengan hormat. Semoga kisah ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa keadilan sosial adalah tanggung jawab bersama.