Sejarah Alat Musik Beduk pada Musik Iringan Tari Melayu di Kota Pontianak
Alat musik beduk memiliki sejarah yang panjang dalam iringan Tari Melayu di Kota Pontianak. Beduk telah digunakan sejak zaman kerajaan Hindu yang mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Jawa. Alat musik ini awalnya diperkenalkan oleh Cheng Ho sebagai hadiah untuk Raja Jawa di Semarang. Seiring berjalannya waktu, beduk mulai digunakan di masjid sebagai penanda waktu sebelum azan berkumandang. Namun, penggunaan beduk tidak hanya terbatas pada fungsi religius, tetapi juga digunakan dalam berbagai kegiatan kesenian, khususnya Tari Melayu. Penggunaan alat musik beduk dalam Tari Melayu di Kota Pontianak dimulai sejak tahun 1980 di beberapa sentra kesenian. Beduk digunakan sebagai salah satu instrumen musik yang memberikan ritme dan irama dalam iringan musik tari. Dalam pertunjukan Tari Melayu, beduk memiliki peran penting dalam menciptakan suasana yang khas dan membangkitkan semangat penonton. Selain itu, beduk juga memiliki fungsi sebagai penunda bahaya dan berkumpulnya suatu komunitas. Dalam masyarakat Pontianak, beduk sering digunakan sebagai tanda bahaya atau peringatan dalam situasi darurat. Selain itu, beduk juga digunakan dalam acara-acara komunitas seperti pernikahan, khitanan, dan acara adat lainnya. Sejarah alat musik beduk pada iringan Tari Melayu di Kota Pontianak mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah masyarakat setempat. Penggunaan beduk dalam Tari Melayu tidak hanya memberikan nilai estetika, tetapi juga menggambarkan kehidupan dan kepercayaan masyarakat Pontianak. Dengan demikian, alat musik beduk menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan dan identitas masyarakat Pontianak. Dalam kesimpulan, alat musik beduk memiliki sejarah yang panjang dalam iringan Tari Melayu di Kota Pontianak. Penggunaan beduk dalam Tari Melayu tidak hanya memberikan ritme dan irama, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah masyarakat Pontianak. Sebagai salah satu instrumen musik yang khas, beduk menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan dan identitas masyarakat Pontianak.