Pengaruh Budaya Sunda dalam Sajak Bandung Karya Eddy D. Iskandar
Budaya Sunda, dengan segala keelokan dan falsafahnya, telah lama menjadi sumber inspirasi bagi para seniman. Kehadirannya yang kental dalam karya sastra, khususnya puisi, memberikan warna dan daya pikat tersendiri. Salah satu contoh yang menarik untuk dikaji adalah sajak "Bandung" karya Eddy D. Iskandar. Sajak ini tidak hanya melukiskan keindahan kota Bandung, tetapi juga sarat dengan pengaruh budaya Sunda yang tersirat dalam diksi, gaya bahasa, dan pesan yang ingin disampaikan.
Keindahan Alam Bandung dalam Bingkai Kearifan Lokal
Sajak "Bandung" karya Eddy D. Iskandar dengan apik menggambarkan keindahan alam Bandung yang memikat. Deskripsi tentang gunung, bukit, dan lembah yang tertuang dalam diksi yang indah mencerminkan kekaguman penyair terhadap alam. Pengaruh budaya Sunda terlihat jelas dalam penggambaran alam sebagai sesuatu yang sakral dan patut dijaga. Kearifan lokal tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam tersirat dalam bait-bait yang melukiskan keindahan panorama Bandung.
Simbolisme dalam Sajak dan Kaitannya dengan Budaya Sunda
Penggunaan simbolisme dalam sajak "Bandung" semakin memperkaya makna yang ingin disampaikan. Eddy D. Iskandar dengan cermat memilih simbol-simbol yang dekat dengan budaya Sunda, seperti kujang, angklung, dan warna-warna alam. Kujang, misalnya, tidak hanya merepresentasikan senjata tradisional, tetapi juga melambangkan keberanian, kekuatan, dan kewibawaan. Sementara itu, angklung, alat musik bambu khas Sunda, menjadi simbol harmoni dan kebersamaan.
Bahasa dan Gaya Bahasa yang Menggambarkan Identitas Budaya
Bahasa dan gaya bahasa yang digunakan Eddy D. Iskandar dalam sajak "Bandung" juga kental dengan nuansa Sunda. Penggunaan kata-kata dalam bahasa Sunda, seperti "nyanding" dan "pangumbaraan," memberikan sentuhan lokal yang khas. Selain itu, gaya bahasa yang puitis dan penuh metafora mencerminkan tradisi lisan masyarakat Sunda yang kaya akan ungkapan-ungkapan indah.
Pesan Moral dan Falsafah Hidup Masyarakat Sunda
Di balik keindahan diksi dan simbolisme yang terkandung dalam sajak "Bandung", Eddy D. Iskandar juga ingin menyampaikan pesan moral dan falsafah hidup masyarakat Sunda. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, keramahan, dan rasa syukur tergambar dalam bait-bait yang sarat makna. Penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur budaya Sunda yang semakin terkikis oleh arus modernisasi.
Sajak "Bandung" karya Eddy D. Iskandar merupakan bukti nyata bagaimana budaya Sunda dapat menginspirasi karya sastra. Keindahan alam, simbolisme, bahasa, dan pesan moral yang terkandung dalam sajak ini mencerminkan eratnya hubungan antara karya sastra dengan budaya yang melatarbelakanginya. Melalui sajak ini, Eddy D. Iskandar tidak hanya mengajak pembaca untuk menikmati keindahan puisi, tetapi juga untuk lebih mengenal dan mencintai budaya Sunda.